Senin, 10 Juni 2019 17:11

Tiga Kerangka Tubuh Manusia Ditemukan di Lokasi Likuefaksi Balaroa

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Warga bersama BNPB Palu, mengevakuasi kerangka manusia yang diduga korban likuefaksi di Balaroa.
Warga bersama BNPB Palu, mengevakuasi kerangka manusia yang diduga korban likuefaksi di Balaroa.

Likuefaksi atau tanah bergerak yang terjadi Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo di Kota Palu pada 28 September 2018 lalu, menyisakan kisah duka yang mendalam bagi warga di Sulawesi Tengah.

RAKYATKU.COM, PALU – Likuefaksi atau tanah bergerak yang terjadi Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo di Kota Palu pada 28 September 2018 lalu, menyisakan kisah duka yang mendalam bagi warga di Sulawesi Tengah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapatkan laporan lisan dari kepala desa di Petobo dan Balaroa, Palu, sebanyak 5.000 orang masih belum ditemukan. Ribuan orang ditemukan meninggal dalam kondisi tertimbun oleh bangunan rumah.

Hingga saat ini, pencarian terus dilakukan oleh warga dengan menggunakan alat yang seadanya atau manual untuk menemukan anggota keluarganya yang sampai sekarang belum ada kabar.

Pada Senin (10/6/2019) seorang pemulung besi tua, menemukan mayat di bawah bangunan rumah di bagian tengah lokasi likuefaksi, yang kondisinya sudah dalam keadaan tulang belulang. Kuat dugaan, mayat-mayat tersebut merupakan korban 28 September 2018 lalu.

“Personel kami yang di Polsek Palu Barat, menerima laporan warga, bahwa adanya mayat ditemukan di lokasi likuefaksi. Sehingga dilakukan koordinasi dengan BNNP Kota Palu dan Damkar, untuk mengevakuasi korban yang terjepit di bangunan rumah,” kata Kapolres Palu, AKBP Mujianto, Senin (10/6/2019).

Menurutnya, ada tiga mayat ditemukan yang sudah tidak bisa diidentifikasi lagi, karena tinggal kerangkanya saja atau tulang belulang.

Setelah dilakukan evakuasi, kerangka tubuh manusia yang berjumlah tiga orang tersebut, langsung dibawa ke tempat pemakaman massal korban gempa, tsunami dan likuefaksi di Kecamatan Palu Timur.