Selasa, 04 Juni 2019 11:01

Mengais Rejeki di Bulan Penuh Berkah

Al Khoriah Etiek Nugraha
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ilustrasi. Int.
ilustrasi. Int.

Siti Rahmatia. Seorang pedagang musiman busana muslim di pelataran Masjid Raya Makassar. Baginya Ramadan adalah momen untuk mengais rejeki.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ramadan, bulan penuh berkah. Setiap muslim berlomba untuk mengumpulkan pahala berlipat ganda di bulan Ramadan. Namun, bagi sebagian orang, Ramadan merupakan lumbung rejeki. Ya, bulan Ramadan momen untuk mengais rejeki agar dapat membantu perekonomian keluarga.

Hal inilah yang dirasakan Siti Rahmatia. Seorang pedagang musiman busana muslim di pelataran Masjid Raya Makassar. Baginya Ramadan adalah momen untuk mengais rejeki.

Siti Rahmatia sudah lima tahun berdagang busana muslim di pelataran parir Masjid Raya Makassar. Jualannya buka mulai pukul 10:00 WITA sampai pukul 22:00 WITA atau selesai tarwih. Sayangnya, ia hanya bisa berjualan di tempat itu hanya saat Ramadan. Sehingga, ketika Ramadan mulai beranjak pergi, ia pun harus menyudahi jualannya.

"Namun jika Ramadan sudah usai kita selesai juga menjual sehingga lapak jualan dibuat semi permanen. Balok dijadikan tiang dan bambu untuk dudukan terpal sebagai atapnya. Semua hanya sementara, bukan permanen," ungkapnya.

Terlihat, lapak jualan ibu lima orang anak itu menjajakan beberapa jenis busana muslim. Diantaranya baju koko biasa, model pakistan dan gamis. Harganya, tentu bervariasi sesuai dengan bahan dan model busana.

"Kalau baju koko biasa seharga Rp50.000 sampai Rp150.000, baju model pakistan Rp125.000 sampai Rp 150.000, dan baju model gamis atau terusan Rp100.000 samai harga Rp250.000. Tergantung model, kualitas dan ukurannya," ungkapnya.

Dalam sehari, meskipun jumlah pakaian terjual tidak menentu namun selalu ada yang laku. Puncak ramai pembeli akan terjadi menjelang lebaran. Momen itulah yang ia tunggu-tunggu untuk bisa mendapatkan pendapatan lebih. 

"Biasanya tiga hari sampai malam takbiran, pembeli di sini membludak. Sampai tengah malam biasa masih banyak pembeli," tambahnya.

Sayangnya omzet hasil penjualan tidak semua miliknya. Omzet yang masuk disetorkan ke pemilik barang. Dia hanya mendapatkan persenan. 

"Jadi kalau tidak laku terjual bisa dikembalikan. Kalau semua laku, saya bersyukur," katanya. 

Rahmatia berharap, ia masih bertemu pada Ramadan selanjutnya dan kembali mencari rezeki, dengan demikian ia dapat membantu perekonomian keluarganya.

"bisa tambah-tambah uang untuk anak-anak saya sekolah," ungkapnya.