Jumat, 31 Mei 2019 21:10

Alumni Pesantren IMMIM Jadi Ketua PA Jakarta Pusat

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sirajuddin Sailellah
Sirajuddin Sailellah

Jabatan ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat Kelas IA Khusus segera berganti. Alumni Pondok Pesantren IMMIM Makassar akan mengisi posisi tersebut.

RAKYATKU.COM - Jabatan ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat Kelas IA Khusus segera berganti. Alumni Pondok Pesantren IMMIM Makassar akan mengisi posisi tersebut.

Dia adalah Sirajuddin Sailellah. SK Ketua Mahkamah Agung RI terkait penunjukan sebagai ketua PA Jakarta Pusat sudah terbit. Rencananya dia mulai menjabat pada 12 Juni 2019. 

Sirajuddin kecil sudah mulai menekuni berbagai ilmu agama, berupa fikih, Alquran, ilmu nahwu, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. 

"Dari 1981 sampai 1987 saya fokus belajar ilmu agama di pondok itu (IMMIM)," ujarnya. 

Siroj, sapaannya, lahir ayah seorang petani yang nyambi sebagai guru mengaji di kampung. Siroj belajar banyak hal dari sang ayah.

Ketekunan bekerja hingga keikhlasan dalam memberikan manfaat pada orang lain telah mengkristal dan menjadi falsafah hidup anak bungsu dari tujuh bersaudara ini.

"Kata bapak saya, kamu harus berguna. Jadi prinsip hidup saya, kalau belum bisa memberikan manfaat, jangan menyusahkan orang lain," ujarnya.

Karena itu, pendidikan dianggapnya sangat penting. Hal itu mendorong Siroj muda kembali meneruskan pendidikannya di IAIN Alauddin hingga lulus pada 1992. Dia mengambil jurusan tafsir hadist.

Siroj kemudian mencoba ikut tes hakim pengadilan agama hingga lolos pada 1993.

Beberapa rotasi ia jalani dengan ikhlas dan penuh pengabdian. Ia lalu pindah ke PA Majene Sulawesi Selatan pada 1994, kemudian menjadi ketua PA Watangsoppeng, Sulsel pada 1997 serta ketua PA di Masamba, Sulsel 2001.

Siroj kembali pindah bertugas di PA Jakarta Barat pada 2004 sebagai asisten hakim agung. Kemudian panitera pengganti MA pada 2006 sampai 2013. 

Pada tahun yang sama, pada September ia dipercaya menjadi wakil ketua PA Bekasi. Hingga pada Oktober 2015 ia pindah ke Bogor.

Dalam meniti kariernya, semangat ayah lima anak ini untuk meneruskan pendidikan tak sedikit pun berkurang oleh kesibukan. Perlahan, setiap tingkatan jenjang pendidikan dilaluinya hingga predikat teratas.