Rabu, 01 Mei 2019 08:31

Diduga Korban Eksploitasi, Anak di Bawah Umur Berjualan hingga Dini Hari

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sejumlah bocah terlihat berjualan di perempatan Jalan AP Pettarani-Boulevard hingga dini hari pada Rabu (1/5/2019).
Sejumlah bocah terlihat berjualan di perempatan Jalan AP Pettarani-Boulevard hingga dini hari pada Rabu (1/5/2019).

Sejumlah bocah terlihat berjualan di perempatan Jalan AP Pettarani-Boulevard hingga dini hari pada Rabu (1/5/2019).

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Sejumlah bocah terlihat berjualan di perempatan Jalan AP Pettarani-Boulevard hingga dini hari pada Rabu (1/5/2019).

Mereka memegang koran, tisu, dan buku yang ditawarkan kepada para pengendara. Meski tak digubris, anak-anak tersebut tampak tetap riang gembira.

Dari pantauan Rakyatku.com sekitar pukul 00.19 wita, seorang pemuda berusia sekitar 20-an tahun duduk di pinggir Jalan AP Pettarani. Dia mengawasi bocah-bocah itu. 

"Saya tinggal di Sungai Saddang. Saya bekerja seperti ini untuk membantu ibu saya di rumah. Ibu saya sedang menjaga adik saya yang masih kecil. Sedangkan ayah pergi merantau entah ke mana," kata seorang bocah yang menjajakan koran.

Pada malam sebelumnya, dia menjual makanan ringan seperti wafer di jalan tersebut. Makanan ringan tersebut ia jual dengan harga Rp5 ribu rupiah untuk tiga batang.

Sebelumnya, supervisor Satuan Bakti Pekerja Sosial Dinsos Sulsel, Norman Ilmi mengatakan, seluruh anak jalanan dan pengemis yang ada di Kota Makassar dikoordinasi oknum tertentu.

"Memang ada oknum-oknum yang kita duga melakukan eksploitasi. Ada tujuh orang," kata Norman saat dikonfirmasi Rakyatku.com beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Norman, koordinator itu menyuruh anak jalanan dan pengemis untuk meminta-minta, menjual manisan, tisu, buku-buku agama, dan stiker. 

"Tempatnya berbeda-beda. Ada yang di simpang lima bandara, flyover, Jalan Boulevard, Veteran, Sungai Saddang, dan Kakatua," jelasnya. 

Dia sudah mengantongi identitas ketujuh koordinator anak jalanan dan pengemis itu. Namun soal penindakannya, diserahkan kepada aparat kepolisian.

"Untuk penegakan hukumnya terkait pelaku ini, kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Kalau kami di Dinsos hanya pada pembinaan anaknya saja," tambahnya.