RAKYATKU.COM, MOROWALI - PT Vale Indonesia memperkuat komitmen keberlanjutan dengan membangun literasi transisi energi di tingkat lokal. Salah satunya melalui pelatihan jurnalisme komunitas yang digelar di Morowali, Sulawesi Tengah.
Inisiatif ini jadi bagian dari strategi besar PT Vale dalam menjawab tantangan pertambangan hijau dan inklusif di tengah tuntutan global. Indonesia sebagai penghasil mineral kritis punya tanggung jawab besar memastikan tambang dijalankan secara adil dan berkelanjutan.
PT Vale, bagian dari MIND ID, hadir dengan pendekatan berbasis prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). Sejumlah praktik berkelanjutan terus dijalankan, mulai dari nursery reklamasi, hydroseeding untuk konservasi, hingga pengelolaan sosial seperti TPS3R dan Rumah Grievance.
Baca Juga : Dukungan Alat Pertanian dari PT Vale Sangat Membantu Petani di Desa Ululere
Inisiatif tersebut tidak hanya mendukung operasional tambang yang berkelanjutan. Tapi juga memperkuat kontribusi Vale terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan target Net Zero Indonesia 2060.
"Kami percaya, keberlanjutan tidak cukup hanya dilakukan, tapi juga perlu dikomunikasikan dengan cara yang adil, transparan, dan inklusif," kata Head of Corporate Communications PT Vale, Vanda Kusumaningrum, dalam keterangannya, Senin (21/7/2025).
"Ketika masyarakat lokal memiliki kapasitas untuk memahami, mengamati, dan menceritakan sendiri proses transisi hijau ini, maka kepercayaan publik pun tumbuh secara organik. Inilah salah satu kunci bagaimana kami ingin memperkuat kontribusi PT Vale terhadap wajah pertambangan Indonesia di mata dunia," lanjutnya.
Baca Juga : PT Vale Indonesia IGP Pomalaa Serahkan Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Jalan Sunu
Sebagai langkah nyata, PT Vale bekerja sama dengan perkumpulan Jurnalis Warga Indonesia (Juwita). Mereka menggelar pelatihan jurnalisme bertajuk Menarasikan Praktik Bisnis Berkelanjutan pada 21-22 Juli 2025 di Morowali.
Pelatihan ini menyasar generasi muda dan komunitas lokal untuk membangun narasi keberlanjutan berbasis data dan empati. Materi yang diberikan fokus pada praktik pertambangan, literasi ESG, hingga komunikasi publik.
"Pelatihan ini kami melihatnya sebagai kebutuhan yang mendesak untuk menghadirkan narasi praktik bisnis yang berkelanjutan di sekitar kita. Karena perkembangan industri sangat pesat, kami berharap bisa melihat langsung apa yang sudah dilakukan perusahaan dan bisa menarasikan," ujar Ketua Juwita, Kartini Nainggolan, pada pembukaan kegiatan pelatihan di Hotel Metro.
Baca Juga : Sanksi Tegas Menanti Pelaku Perambahan di Kawasan PPKH Kehutanan
Kartini menyebut, jurnalisme komunitas berperan penting sebagai penghubung antara perusahaan dan masyarakat. Ia menilai kolaborasi ini bisa memberi dampak strategis dalam pembangunan daerah.
"Ini adalah kesempatan yang baik untuk belajar menarasikan isu keberlanjutan karena bagaimana pun kita membutuhkan investasi. Harapannya ke depan tentunya apa yang kita tulis bisa cover both side, tidak hanya isu negatif saja tapi juga kita harus melihat apa saja upaya yang sudah dilakukan perusahaan,” jelasnya.
