Senin, 29 April 2019 10:54

Polisi Sri Lanka Menyerbu Masuk, Hashim Ledakkan Bom Bunuh Diri

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rumah keluarga Zahran Hashim yang digerebek polisi di sebelah timur Kattankudy.
Rumah keluarga Zahran Hashim yang digerebek polisi di sebelah timur Kattankudy.

Serangan bom pada Minggu, 21 Apri 2019 lalu di Sri Lanka, menewaskan sedikitnya 250 orang. ISIS mengaku bertanggung jawab di balik serangan terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka tersebut.

RAKYATKU.COM, SRI LANKA - Serangan bom pada Minggu, 21 Apri 2019 lalu di Sri Lanka, menewaskan sedikitnya 250 orang. ISIS mengaku bertanggung jawab di balik serangan terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka tersebut.

Pasca serangan, polisi antiteror Sri Lanka terus melakukan penggerebekan. Pasalnya, diyakini otak serangan masih hidup.

Polisi menggerebek sebuah rumah milik terduga teroris, Zahran Hashim yang tewas setelah meledakkan diri di hotel.

Sementara itu, ayah dan dua saudara laki-lakinya, terbunuh dalam sebuah operasi penggerebekan yang dilakukan polisi.

Hashim, yang meledakkan diri di sebuah hotel di Kolombo, mendirikan sebuah kelompok militan National Thawheed Jamath (NTJ), yang saat ini sudah dilarang di negara itu.

Polisi menggerebek markas kelompok ini, yang berlokasi di sebelah timur Kattankudy.

Pasukan keamanan menyerbu sebuah rumah di Sainthamaruthu, dekat kota kelahiran Hashim, Kattankudy, pada hari Jumat (28/4/2019).

Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ketika pasukan bergerak masuk, kata polisi, dan tiga pria melepaskan bahan peledak, membunuh diri mereka sendiri, enam anak-anak dan tiga wanita. Tiga orang lainnya tewas dalam tembak-menembak.

Seorang kerabat dekat keluarga itu mengkonfirmasi kepada BBC News, bahwa ayah dan dua saudara laki-laki Hashim tewas dalam penggerebekan itu.

Sumber-sumber kepolisian yang berbicara dengan kantor berita Reuters menyebut, ketiga orang itu sebagai Mohamed Hashim dan kedua putranya, Zainee Hashim and Rilwan Hashim.

Ketiganya terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial, menyerukan perang habis-habisan terhadap semua orang yang tidak beriman.

Di Kattankudy sendiri, polisi menggeledah markas NTJ yang dipimpin Zahran Hashim.

"Ketika saya memasuki rumah tempat para militan Islam dan keluarga mereka yang tewas pada Jumat malam, bau mayat tidak tertahankan," ujar salah seorang polisi.

Seorang petugas polisi di lokasi itu, juga mengatakan ibu Zahran Hashim juga diyakini termasuk di antara para korban.

Pasukan keamanan telah melakukan penggerebekan di seluruh negeri, namun rumah persembunyian ini ditemukan secara kebetulan, ketika pemilik rumah yang curiga dan penduduk setempat memberi tahu polisi.

Setiap hari, polisi melakukan penangkapan, menyita senjata, bahan peledak, dan materi-materi jihad yang menunjukkan proses radikalisasi, betapapun kecilnya, telah terjadi selama periode waktu tertentu.