Minggu, 14 April 2019 10:15

Prabowo Singgung Presiden Sebelumnya, Ferdinand Mendadak Sakit Perut dan Tinggalkan Debat

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sandiaga Uno memperbaiki letak kopiah Prabowo di sela-sela debat.
Sandiaga Uno memperbaiki letak kopiah Prabowo di sela-sela debat.

Ada insiden kecil dalam debat capres terakhir di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu malam (13/4/2019). Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang biasanya militan, mendadak meninggalkan arena de

RAKYATKU.COM - Ada insiden kecil dalam debat capres terakhir di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu malam (13/4/2019). Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang biasanya militan, mendadak meninggalkan arena debat.

Kepala Divisi Advokasi Partai Demokrat itu meninggalkan lokasi debat sebelum berakhir. Saat dicegat wartawan, dia mengaku mau istirahat.

"Mau tidur kita," ujar Ferdinand singkat.

Jawaban itu membuat wartawan makin penasaran. Saat terus dikejar, Ferdinand akhirnya menemukan alasan lain.

"Saya sakit perut, mau pulang dulu," kata dia.

Rupanya, dia kecewa terhadap pernyataan calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto yang menyalahkan presiden-presiden sebelum Jokowi. Prabowo menyebut ekonomi Indonesia salah arah. 

"Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini kesalahan besar, kesalahan besar presiden-presiden sebelum Bapak. Kita semua harus bertanggung jawab. Bener, itu pendapat saya," kata Prabowo dalam segmen kedua debat kelima.

Menurut Ferdinand, ucapan Prabowo tersebut tidak lengkap. "Ya itu kan omongan yang enggak lengkap disampaikan nanti dijelaskan lagi dengan pak Prabowo di dalam," katanya sambil berlalu.

Prabowo Subianto berulang kali menyebut bahwa orientasi ekonomi Indonesia salah arah. Prabowo terutama menyinggung adanya deindustrialisasi.

Menanggapi sikap Partai Demokrat, anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon langsung memberi klarifikasi. 

"Maksudnya bukan seperti itu jadi tidak perlu disalahartikan," ujar wakil ketua DPR RI itu.

Fadli menjelaskan, Prabowo tak bermaksud menafikan capaian-capaian presiden sebelumnya, termasuk Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut dia, Ketum Partai Gerindra itu hanya mengingatkan. 

"Yang disampaikan Pak Prabowo secara garis besar kita mengingatkan bukan menafikan yang menjadi achievement. Kalau prestasi dan achievement kan sudah kita akui tapi ada tentu ada kekeliruan yang terjadi. Saya kira semangat kita meneruskan yang baik dari semua presiden. Itu sebetulnya yang disampaikan Pak Prabowo," tuturnya. 

"Tetapi kita mengingatkan kembali ekonomi kita kembali berpijak pada yang diperintahkan konstitusi kia yaitu pasal 33 UUD 45. Bumi air yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk sebesar-besar kemampuan rakyat. Saya kira itu yang mau diingatkan Pak Prabowo mungkin perjalanan bangsa kita ada yang menyimpang dari situ. Ada yang liberal atau terlalu kapitalistik saya kira yang diingatkan," sambung Fadli seperti dikutip dari Detikcom.