RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sesaat sebelum pembacaan suara anak dari Forum Anak Sulawesi Selatan, Gubernur Sulawesi Selatan beserta rombongan beranjak meninggalkan ruangan Musrenbang di Hotel Claro Makassar, Kamis (11/4/2019).
Suara anak Sulawesi Selatan 2019 tersebut disampaikan oleh Duta Anak Sulawesi Selatan Diva Aulia Zhiqkyah dan Abdul Gilang Tawakkal setelah aambutan Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah.
Hal tersebut sontak membuat Forum Anak perwakilan dari 24 kabupaten/kota yang menghadiri Musrenbang kecewa. Bahkan Diva Aulia Zhiqkyah menangis saat turun dari panggung. Kekecewaan yang tampak di wajahnya sangat besar.
Harapannya untuk bisa bertemu langsung dan menyampaikan 14 butir suara mandat dari forum anak kabupaten kota tersebut secara langsung di hadapan Gubernur Sulawesi Selatan, pupus.
Forum anak Sulawesi Selatan ini telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Serta 14 butir harapan tersebut telah disaring melalui Musrenbang yang mereka lakukan di masing-masing kabupaten/kota.
"Kami geladi sampai malam sebelum hari H. Bappeda dan Dinas PPPA telah sepakat menyusun rundown acara, pembacaan suara anak dilakukan setelah penyampaian oleh Ketua DPRD Provinsi. Hanya pada saat hari H rundown acara berubah," ungkap Diva.
Walau demikian, Forum Anak Sulawesi Selatan tetap berharap bisa bertatap muka secara langsung dengan Gubernur Sulawesi Selatan untuk menyampaikan pesan dari teman-teman mereka. "Semoga suara anak Sulawesi Selatan dapat didengarkan dan dapat direalisasikan oleh pemerintah," tuturnya.
Kepala Bidang Data dan Informasi DPPPA Sulsel, Suciati Saptamagani, mengatakan anak-anak yang tergabung dalam Forum anak Kabupaten Kota dan Provinsi ini dikapasitasi oleh Dinas PPPA untuk dapat memerankan fungsinya sebagai agen 2P (Pelapor dan Pelapor) untuk pemenuhan hak dan perlindungan anak.
"Ajang Musrenbang merupakan salah satu media penyaluran aspirasi anak-anak. Mulai dari Musrenbang Desa, Kecamatan, dan Kabupaten mereka terlibat secara aktif. Bahkan di beberapa kabupaten kota, Musrenbang anak digelar secara khusus, untuk memastikan suara anak didengar dan rumusan usulan mereka kemudian ditindaklanjuti oleh OPD Provinsi dan Kota," jelasnya.
"Rumusannya sudah disusun dengan baik, geladi sudah dilakukan, tapi sayang tepat saat gubernur tinggalkan ruangan, suara anak baru dipersilakan untuk dibacakan," tutupnya.