Rabu, 10 April 2019 09:24

Tuntut Presiden Sudan Mundur, 20 Demonstran Tewas

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: AFP
Foto: AFP

Sekitar 20 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam serangan pagi buta sejak Sabtu pekan lalu oleh "pelaku bersenjata bertopeng"

RAKYATKU.COM, KHARTOUM - Sekitar 20 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam serangan pagi buta sejak Sabtu pekan lalu oleh "pelaku bersenjata bertopeng" atas aksi unjuk rasa di luar kompleks Kementerian Pertahanan Sudan di Khartoum.

Demikian pernyataan Sadiq al-Mahdi, ketua partai oposisi utama Sudan, Selasa (9/4/2019) waktu setempat.

Sadiq al-Mahdi, menyerukan "penyerahan kekuasaan kepada komando militer terseleksi untuk berunding dengan para wakil rakyat guna memebangun sebuah sistem baru untuk mencapai perdamaian dan demokrasi".

Suara tembakan gencar terdengar saat protes berlangsung di luar gedung Kementerian Pertahanan di Khartoum, ibu kota Sudan.

Tayangan langsung televisi Hadath, sebagaimana dilaporkan Reuters memperlihatkan pasukan keamanan berusaha membubarkan massa dengan menggunakan kekerasan.

Beberapa pegiat mengatakan di dalam satu pernyataan yang disiarkan di media sosial, tentara yang menjaga Kementerian Pertahanan berusaha menghalangi demonstran.

Pasukan keamanan Sudan pada Senin dilaporkan berupaya membubarkan ribuan demonstran anti-pemerintah yang bermalam di depan gedung Kementerian Pertahanan di Khartoum.

Saksi mata mengatakan pasukan keamanan menembakkan gas air mata saat mendekati demonstran yang melakukan aksi duduk di jalan.

Para demonstran bermalam selama dua hari di depan gedung Kementerian Pertahanan, sebagai bagian dari upaya mereka terus menekan Presiden Omar al-Bashir agar segera mundur, setelah hampir 30 tahun berkuasa.

Sebelumnya, upaya pasukan keamanan untuk membubarkan demonstran gagal. Kemarahan publik terhadap kenaikan harga dan kurangnya persediaan uang tunai memicu aksi protes sejak Desember lalu. Namun aksi tersebut berubah menjadi aksi protes terhadap pemerintahan al-Bashir.

Al-Bashir mengakui demonstran memiliki tuntutan yang sah, namun ia juga mengatakan cara untuk menyelesaikan tuntutan itu adalah melalui jalan damai dan pemungutan suara.