RAKYATKU.COM - Satu lagi bukti Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu diperlihatkan. Laut yang terpisah atau tak bercampur ternyata tak hanya ada di Selat Gibraltar. Hal serupa terlihat di Selat Madura, sekitar jembatan Suramadu.
Lau yang tak bercampur ini dijelaskan dalam dua surat dalam Alquran, yakni Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan Surat Al-Furqaan ayat 53.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?" (QS. AR-Rahman: 19-21)
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus." (QS. Al Furqan: 53)
Pakar menyebut fenomena ini sebagai halocline. Fenomena itu terjadi hampir sepanjang hari di sekitar jembatan Suramadu, namun tak banyak yang memperhatikannya. Sejumlah nelayan mengaku belum pernah melihatnya.
Video laut yang terbelah itu jadi viral di media sosial. Dalam video itu tampak bahwa posisinya persis di tengah selat.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Ady Hermanto menyebut tidak semua orang bisa melihat halocline di sekitar Jembatan Suramadu. Sebab, untuk melihat tersebut harus dari ketinggian tertentu.
"Kalau pas di lautnya, pudar. Karena ada parallax namanya sudut pandang yang terlalu jauh jadi kalau melihat harus di ketinggian tertentu. Dan perahu-perahu nelayan memang tidak terlalu bisa melihat," terang Ady seperti dikutip dari Detikcom.
Bila dilihat dari atas Jembatan Suramadu, fenomena halocline sangat jelas terlihat. Ketinggian antara laut dengan Jembatan Suramadu sekitar 35 meter.
Terkait buih yang muncul, lanjut Ady, disebabkan karena setiap pertemuan air tawar dan air laut selalu terjadi gesekan. Dari gesekan itulah kemudian membentuk buih yang panjang dan lurus.
Selama ini, laut yang tak bercampur itu hanya dikenal di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa. Tepatnya antara Maroko dan Spanyol.
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air atau density-nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik.
Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah.
Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudera Atlantik ini menyusup di bawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik.
Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau Laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garamnya berbeda. Kerapatan air air pun berbeda. Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah.