Rabu, 20 Maret 2019 13:32

Minta Kapolres Bulukumba Dicopot, "Aiptu Bodoh" Bawa Senapan Kayu saat Unjuk Rasa

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Unjuk rasa yang dilakukan oleh Solidaritas Perjuangan Tanah untuk Rakyat  di depan kantor Gubernur Sulsel padat merayap, Rabu 20/3/2019. 
Unjuk rasa yang dilakukan oleh Solidaritas Perjuangan Tanah untuk Rakyat di depan kantor Gubernur Sulsel padat merayap, Rabu 20/3/2019. 

Jalan Urip Sumoharjo, tepat di depan kantor Gubernur Sulsel padat merayap, Rabu 20/3/2019 . 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Jalan Urip Sumoharjo, tepat di depan kantor Gubernur Sulsel padat merayap, Rabu 20/3/2019. 

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Solidaritas Perjuangan Tanah untuk Rakyat menyampaikan aspirasi terkait sengketa lahan antara PT London Sumatra (Lonsum) dengan masyarakat adat Kajang di Kabupaten Bulukumba. 

Dalam aksi unjuk rasa yang memperagakan teatrikal sambil membawa cangkul, skop, dan senapan kayu yang dipegang oleh demonstran yang badannya dicat putih dengan tulisan police dan Aiptu Bodoh.

Unjuk rasa tersebut dikawal oleh petugas kepolisian. Meski sempat memacetkan jalan lantaran menutup full jalan saat pembacaan sikap, aksi ini berjalan dengan damai tanpa terjadi tindakan anarkis. 

"Aksi kita hari ini sikapnya publikasi untuk menyampaikan kepada masyarakat Sulsel dan Indonesia bahwa di Bulukumba masyarakat adat sementara mendapat masalah," ungkap Badai Anugerah, Korlap aksi. 

Dalam aksi tersebut pihaknya menuntut pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla agar memperhatikan nasib masyarakat adat Kajang. 

"Kami meminta Presiden RI segera menyelesaikan konflik dan ketimpangan agraria di Kabupaten Bulukumba," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga mendesak Kapolda Sulsel untuk menyelidiki dugaan terjadinya tindak pidana perkebunan dan kejahatan lingkungan hidup yang dilakukan oleh PT Lonsum. 

Tuntutan massa juga termasuk mendesak untuk digantimya Kapolres Bulukumba dari jabatannya yang dianggap memihak ke PT Lonsum. 

"Kami meminta Kapolri agar mencopot Kapolres Bulukumba dari jabatannya. Jika tuntunan kami tidak diindahkan kami kembali akan melakukan aksi yang sama hingga tuntunan kami dikabulkan," tambahnya lagi. 

Setelah membacakan tuntutan, pengguna jalan yang sebelumnya telah berjejer panjang akhirnya bergerak dan lalu lintas di depan kantor Gubernur Sulsel kembali normal.