Selasa, 19 Maret 2019 14:35

Kematian Aldama Putra, Muhammad Rusdi Bohongi Penyidik

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
rekonstruksi yang digelar penyidik Polrestabes Makassar di kampus ATKP Makassar, Senin (18/3/2019).
rekonstruksi yang digelar penyidik Polrestabes Makassar di kampus ATKPĀ Makassar, Senin (18/3/2019).

ersangka pelaku penganiayaan Aldama Putra Pongkala taruna tingkat satu Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Muhammad Rusdi.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Tersangka pelaku penganiayaan Aldama Putra Pongkala taruna tingkat satu Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Muhammad Rusdi, membohongi penyidik Polrestabes Makassar.

Dalam proses rekonstruksi yang digelar penyidik Polrestabes Makassar di kampus ATKP Makassar, Senin (18/3/2019), terungkap bahwa Muhammad Rusdi memukul Aldama berkali-kali. 

Padahal, saat pemeriksaan atau dalam BAP Muhammad Rusdi menyampaikan dia memukul sebanyak dua kali dan pelan-pelan.

"Pelaku mengatakan di BAP memukul anak saya cuma 2 kali, ternyata setelah rekonstruksi pelaku memukul ulu hati almarhum sebanyak 5 kali dengan sangat keras," ujar ayah Aldama, Pelda Daniel Pongkala kepada Rakyatku.com, Selasa (19/3/2019).

Selain itu, ada pengakuan saksi mata yang ada dalam ruangan saat Muhammad Rusdi menganiaya Aldama. Sebelum memukul ulu hati almarhum, tersangka menghukum Aldama dengan sikap tobat.

"Sebelum memukul ulu hati almarhum, pelaku menghukum Aldama dengan sikap tobat dan menaruh tutup botol di jidat Aldama selama sekian menit. Artinya ada dia (tersangka) tutup-tutupi saat BAP," tuturnya.

Pelda Daniel Pongkala yang mengikuti dari awal proses rekonstruksi hingga akhir mengungkapkan bahwa ada sebanyak enam orang yang menyaksikan Aldama dipukul hingga tersungkur di dalam ruangan.

"Ada sekitar 5 hingga 6 orang di dalam ruangan saat Aldama dipukul Rusdi. Termasuk ada satu orang letting Aldama di dalam ruangan tersebut sementara belajar bersama kakak asuhnya," bebernya.

Katanya, saksi-saksi tersebut menyaksikan Rusdi memukul Aldama tanpa melerai. "Ada duduk di atas meja, ada duduk di atas bangku, ada duduk di atas kasur, dan ada yang sementara mengajar juniornya itu mi yang letting Aldama," tutupnya.