RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Asfiksia adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh.
Asfiksia ini adalah penyebab kematian Aldama Putra Pongkala, taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, yang tewas di tangan seniornya.
"Dari awal saat pemeriksaan, ada buih atau busa-busa keluar dari mulutnya. Ini bukan busa sabun. Ini merupakan sebuah ciri atau tanda orang meninggal karena sesak napas. Istilahnya asfiksia," ungkap Dokpol dari Polda Sulsel, dr Denny Mathius, saat ditemui Rakyatku.com, Rabu (13/3/2019).
Dikutip dari Wikipedia, asfiksia adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh.
Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti.
Asfiksia disebabkan oleh adanya bakteri diplococcus pneumonia sehingga alveolus terisi oleh cairan limfe. Penyebab lain yaitu Adanya gas racun karbon monoksida yang memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih besar daripada oksigen. Akibatnya tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan.
Ada tiga tahap gejala asfiksia, pertama adalah fase dispneu/sianosis asfiksia berlangsung kira-kira empat menit.
Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah.
Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Pada fase ini tekanan darah pun terukur meningkat.
Fase kedua adalah Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira dua menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun.
Kemudian fase ketiga dinamakan Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira satu menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter.
Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian meninggal dunia.
"Munculnya buih atau busa itu terjadi pada fase pertama, dan memang banyak penyebab asfiksia bukan cuma itu," ujar dr Denny Mathius.
Fakta ini merujuk hasil autopsi terhadap jenazah Aldama. dr Denny Mathius yang membedah jenazah Aldama mengatakan, di dalam tubuh almarhum ditemukan busa. Namun, kata dia, busa itu bukan bersumber dari sabun.
Dipaparkan, korban mengalami sesak napas sebelum meregang nyawa. "Korban sebelum meninggal korban mengalami yang dinamakan aksfiksia atau sesak napas. Saya rasa itu," ujarnya.