RAKYATKU.COM - Ketika hal-hal buruk terjadi, seperti patah hati, kita cenderung tidak ingin mengingatnya. Sebagian besar dari kita mencoba untuk memblokir, melawan, bahkan mengabaikan memori tersebut.
Namun sebuah studi baru yang dipimpin oleh para ilmuwan di Texas menunjukkan bahwa tindakan yang sengaja dilupakan terkait dengan peningkatan keterlibatan otak dengan informasi yang tidak diinginkan tersebut.
Dengan kata lain, untuk melupakan sesuatu, kita harus benar-benar fokus padanya. "Tingkat aktivitas otak yang moderat sangat penting untuk mekanisme yang melupakan ini," ujar psikolog, Tracy Wang dari University of Texas di Austin, dikutip dari Science Alert, Selasa (12/3/2019).
"Terlalu kuat, dan itu akan memperkuat memori. Terlalu lemah, dan kamu tidak akan memodifikasinya."
Berusaha untuk secara aktif melupakan ingatan yang tidak diinginkan tidak hanya membantu mencegah otak dari kelebihan beban. Hal ini juga memungkinkan orang beralih dari pengalaman dan emosi yang menyakitkan yang mereka lebih suka tidak ingat.
"Kami mungkin ingin membuang ingatan yang memicu respons maladaptif, seperti ingatan traumatis. Sehingga kami dapat merespons pengalaman baru dengan cara yang lebih adaptif," kata salah satu peneliti, Jarrod Lewis-Peacock.
"Beberapa dekade penelitian telah menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk secara sukarela melupakan sesuatu, tetapi bagaimana otak kita melakukan itu masih dipertanyakan."
Banyak penelitian sebelumnya tentang pelepasan yang disengaja telah berfokus pada aktivitas otak di korteks prefrontal , dan pusat memori otak, hippocampus.