RAKYATKU.COM - Sebuah iklan lowongan kerja di Sri Lanka telah menarik lebih dari 100 pelamar. Lowongan kerja dari pemerintah itu menawarkan pekerjaan sebagai algojo hukuman gantung.
Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena mengatakan pada tahun lalu bahwa ia ingin memulai kembali hukuman gantung setelah absen selama beberapa dekade. Dan sekarang pemerintah setempat mulai memasang iklan untuk algojo, dikutip dari Mirror, Kamis (7/3/2019).
Sebuah iklan surat kabar menyerukan pelamar dengan "karakter moral yang unggul" dan "kekuatan mental".
Algojo terakhir Sri Lanka berhenti pada 2014 tanpa harus mengeksekusi siapa pun. Sementara algojo yang dipekerjakan tahun lalu tidak pernah muncul untuk bekerja.
Juru bicara layanan penjara, Thushara Upuldeniya mengatakan, saat ini ada 102 orang telah melamar peran itu. Karena negara itu mendorong maju dengan rencana untuk memperkenalkan kembali hukuman mati untuk pelanggaran narkoba.
Salah satu pelamar adalah orang Amerika, katanya, tetapi aplikasi mereka ditolak karena orang asing tidak memenuhi syarat untuk peran tersebut.
Kebijakan garis keras sebagian terinspirasi oleh perang Filipina terhadap narkoba, di mana ribuan orang tewas dalam pertemuan dengan polisi.
Perdagangan narkoba adalah pelanggaran besar, di Sri Lanka meskipun tidak ada yang dieksekusi karena kejahatan apa pun di negara itu sejak tahun 1976.
Pada saat itu, semua hukuman mati diubah menjadi penjara seumur hidup.
Iklan yang diterbitkan dalam Daily News milik pemerintah bulan lalu menempatkan gaji bulanan sebesar 36.310 rupee (£ 158), yang akan di atas rata-rata untuk pekerjaan pemerintah.
Calon harus dari Sri Lanka, pria, dan berusia antara 18 dan 45 tahun.
Upuldeniya mengatakan wawancara kerja akan dilakukan bulan ini.
Setidaknya 25 orang yang dihukum karena pelanggaran narkoba, termasuk dua pengedar narkoba, dapat dieksekusi, kata Upuldeniya.
Ada juga 436 orang termasuk enam wanita di penjara untuk berbagai kejahatan termasuk pembunuhan, tambahnya.