RAKYATKU.COM - Jerman telah memperpanjang larangan sementara ekspor senjata ke Arab Saudi, yang diberlakukan karena kekhawatiran tentang peran kerajaan dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Embargo itu sejatinya akan berakhir pada 9 Maret, tetapi menteri luar negeri Jerman mengatakan pada hari Rabu larangan itu diperpanjang sampai akhir Maret untuk memberikan pemerintah waktu untuk mengevaluasi keterlibatan militer Arab Saudi dalam perang Yaman.
"Kami memutuskan ini dengan maksud untuk perkembangan di Yaman," kata Heiko Maas setelah pertemuan kabinet Kanselir Angela Merkel, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (7/3/2019).
"Kami percaya bahwa perang Yaman harus berakhir sesegera mungkin."
"Tidak hanya tidak akan ada izin yang dikeluarkan sampai akhir bulan ini, tetapi produk dengan izin yang sudah diberikan juga tidak akan dikirimkan," tambahnya.
Tidak ada statistik korban konkrit untuk perang di Yaman. Pada 2017, seorang pejabat PBB mengatakan 10.000 warga sipil telah terbunuh, meskipun kelompok-kelompok hak asasi mengatakan korban tewas bisa lima kali lipat dari itu, karena pertempuran, kelaparan dan penyakit. Jutaan orang berada di ambang kelaparan.
Sebuah koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi dalam perang Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui internasional, digulingkan oleh kelompok pemberontak Houthi tahun sebelumnya.
Kelompok-kelompok HAM mengkritik koalisi untuk serangan udara yang telah menewaskan ribuan warga sipil di rumah sakit, sekolah dan pasar, dan mendesak pemerintah Barat untuk menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi dan sekutunya dalam konflik yang macet .
Pada Oktober, Jerman memberlakukan penghentian sepihak terhadap senjata yang diekspor ke Arab Saudi setelah Jamal Khashoggi , kolumnis Washington Post yang mengkritik Riyadh, dibunuh oleh tim pembunuh Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul.
Namun pemerintah koalisi di Berlin berada di bawah tekanan kuat dari Inggris dan Prancis untuk mencabut larangan tersebut. Mereka mengatakan itu mencegah mereka dari menjual peralatan yang dikembangkan bersama dengan komponen Jerman ke Arab Saudi.