Minggu, 03 Maret 2019 02:00

OPCW Buktikan Senjata Kimia Klorin Digunakan di Suriah

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: AP
FOTO: AP

Badan pengawas senjata kimia global (OPCW) mengatakan Jumat bahwa pihaknya menemukan alasan yang masuk akal bahwa klorin digunakan sebagai senjata dalam serangan mematikan di kota Douma, Suriah tahun

RAKYATKU.COM - Badan pengawas senjata kimia global (OPCW) mengatakan Jumat bahwa pihaknya menemukan alasan yang masuk akal bahwa klorin digunakan sebagai senjata dalam serangan mematikan di kota Douma, Suriah tahun lalu.

Penentuan itu termuat dalam laporan terperinci oleh Organisasi Pelarangan Misi Pencarian Fakta Senjata Kimia yang menyelidiki serangan 7 April 2018. Pekerja medis mengatakan pada saat itu bahwa serangan itu menewaskan lebih dari 40 orang, dikutip dari Arab News, Minggu (3/3/2019).

Dalam sebuah pernyataan, OPCW mengatakan misi itu mengunjungi Douma, menganalisis sampel yang diambil dari tempat kejadian dan dari orang-orang yang terkena dampak, mewawancarai para saksi dan mempelajari analisis toksikologi dan balistik.

Para penyelidik tertunda beberapa hari untuk mencapai tempat kejadian karena masalah keamanan, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa bukti dapat menurun atau dibersihkan.

Namun, data yang akhirnya mereka kumpulkan dan pelajari memberikan alasan yang masuk akal bahwa penggunaan bahan kimia beracun sebagai senjata" terjadi, kata OPCW.

"Bahan kimia beracun ini mengandung klorin reaktif. Bahan kimia beracun itu kemungkinan adalah klorin molekuler. ”

Korban yang selamat dari The Associated Press setelah serangan mengatakan mereka kewalahan oleh bau klorin pada malam 7 April. Aktivis mengatakan banyak orang mati ditemukan dengan busa di sekitar mulut mereka. Petugas medis mengatakan mereka mengobati gejala termasuk kesulitan bernapas dan pingsan.

Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menyalahkan pasukan pemerintah Suriah dan melancarkan serangan udara hukuman. Suriah membantah bertanggung jawab.

Douma adalah target akhir dari kampanye besar-besaran pemerintah untuk merebut kembali kendali atas pinggiran Ghouta timur Damaskus dari pemberontak setelah tujuh tahun pemberontakan. Militan menyerahkan kota beberapa hari setelah serangan yang diduga. OPCW mengatakan laporan itu telah dikirim ke Dewan Keamanan PBB.