Jumat, 01 Maret 2019 19:25

Lakukan Klarifikasi 1,5 Jam di Bawaslu Makassar, Ini Pembelaan Danny

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Moh Ramdhan Pomanto memberikan keterangan kepada awak media usai menyampaikan klarifikasi di Bawaslu Kota Makassar, Jumat (1/3/2019).
Moh Ramdhan Pomanto memberikan keterangan kepada awak media usai menyampaikan klarifikasi di Bawaslu Kota Makassar, Jumat (1/3/2019).

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, memenuhi undangan klarifikasi yang dilayangkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar, Jumat (1/3/2019).

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, memenuhi undangan klarifikasi yang dilayangkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar, Jumat (1/3/2019).

Danny, sapaan akrabnya, diundang untuk melakukan klarifikasi terhadap dua laporan. Masing-masing terkait sebuah video dukungannya kepada calon presiden Joko Widodo yang beredar, tetapi mencantumkan tulisan jabatan Wali Kota Makassar di dalam video tersebut. 

Laporan kedua terkait pernyataan Danny di media massa, yang terkesan membela dan mendukung 15 camat se-Kota Makassar, yang videonya viral tersebut.

Danny tiba di Kantor Bawaslu Makassar, Jalan Anggrek Raya, sekitar pukul 15.00 Wita. Wali kota berlatar belakang arsitek itu pun, langsung memberikan klarifikasi secara tertutup selama kurang lebih 1,5 jam.

Tepat pukul 16.30 Wita, Danny keluar dari ruangan Sentra Gakkumdu Bawaslu Makassar. Dirinya pun membeberkan terkait isi klarifikasinya.

"Klarifikasi tentang dua gugatan sekaligus. Kasus pertama tentang adanya dugaan kata-kata dari saya yang menyebutkan kalau saya membela camat. Kedua ada video saya yang siap jihad untuk Pak Jokowi. Di situ ada tertulis Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dalam video itu. Walaupun saya tidak sebut itu barang, saya hanya sebut Danny Pomanto," ungkapnya kepada Rakyatku.com usai memberikan klarifikasi.

Khusus untuk laporan video yang berisi tulisan Wali Kota Makassar, Danny membantahnya. Menurutnya, tulisan nama tersebut bisa saja sengaja disematkan atau diedit di dalam video.

"Yang dianggap salah adalah kenapa ada tulisan Wali Kota Makassar. Saya tidak merasa memberikan nama itu. Tidak. Jadi kalau ada orang kasih nama yah urusannya orang itu. Saya paham betul aturan soal ini bahwa sebagai Wali Kota Makassar, saya harus netral tapi sebagai Danny Pomanto kan saya boleh mendukung secara pribadi. Di video itu saya sebut bahwa saya Danny Pomanto, makanya itu pribadi," bantahnya.

Sementara itu soal dugaan pembelaannya kepada 15 camat se-Makassar soal videonya viral tersebut, Danny mengaku punya alasan khusus. Baginya tidak mungkin menyalahkan orang yang tidak bersalah.

"Saya bilang saya bela camat karena camat itu tidak dalam kondisi salah. Apa yang dia mau gugat. Dia (camat) tidak sebut nomor dan nama. Dia cuma bilang camat ini harga mati. Itu sosialisasi narkoba saat itu," kata Danny.

Setiap laporan tersebut, Danny mengaku diberondong empat sampai lima pertanyaan. Semua meminta klarifikasi dan pembelaannya selaku pihak terlapor.

"Masing-masing empat sampai lima pertanyaan untuk setiap laporan. Khusus menyangkut pembelaan terhadap camat, pembelaan saya adalah karena dia bawahan saya, dan saya melihat dalam video itu mereka tidak salah. Apalagi setelah mereka cerita bahwa itu saat sosialisasi narkoba. Kalau untuk video saya itu ditanyakan bagaimana proses editnya," pungkasnya.