Senin, 25 Februari 2019 20:20

Egianus Sesumbar Tembak Helikopter TNI dan Satu Anggota Kopassus

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tentara OPM
Tentara OPM

Pimpinan kelompok separatis TPNPB-OPM di Nduga, Papua Barat, Egianus Kogeya, sesumbar telah menembaki helikopter milik TNI serta satu anggota Kopassus pada 23 Februari 2019 lalu.

RAKYATKU.COM, PAPUA - Pimpinan kelompok separatis TPNPB-OPM di Nduga, Papua Barat, Egianus Kogeya, sesumbar telah menembaki helikopter milik TNI serta satu anggota Kopassus pada 23 Februari 2019 lalu.

Menurut Egianus, kontak senjata itu terjadi mulai pagi hingga pukul 14.00 WIT, di distrik Mapenduma, Papua Barat. Dua peluru dari anggotanya kata Egianus, telah mengenai bodi helikopter TNI. Hanya saja tidak jatuh, karena bukan di titik mematikan.

Pria yang ikut membantai pekerja PT Istaka Karya 2 Desember 2018 lalu ini, juga mengklaim telah menembak satu prajurit Kopassus. Sedang dari pihaknya sendiri, tak ada korban.

Egianus mengungkap itu melalui pesan yang diunggah di akun Facebook TPNPB. 

Lantaran kontak senjata itulah kata Egianus, TNI hari ini Senin, 25 Februari 2019, telah menambah jumlah pasukannya.

"Ada 6 mobil strada, yang ditumpangi puluhan prajurit TNI dari Wamena, telah tiba di Gunung Kabo. Dan telah menuju ke Distrik Nitkuri kampung Kurigi. Selain itu, penambahan pasukan lagi, 2 helikopter TNI mendarat di Lapangan Terbang Yigi, membawa pasukan tambahan TNI," tulis Egianus.

Dengan penambahan jumlah militer Indonesia, Egianus mengaku siap kembali melakukan kontak senjata dengan TNI. 

“Pasukan TPNPB sudah mengambil posisi medan dan siap tempur. Masyarakat harap tetap tenang, kami perang mulai hari ini 25 Februari 2019, sampai aktivitas mmemboikot Pilkada 32 Distrik. Seluruh manusia Suku Ndugama, segera mendukung perang menuntut hak penentuan nasib sendiri melalui doa,” pesan Egianus.

Sebelumnya, Egianus juga telah mengancam akan menembak mati warga Non-Papua di Nduga, jika tidak pergi dari Nduga. Dia mencurigai warga kulit putih dan rambut lurus yang ada di Nduga, Papua Barat, adalah polisi dan tentara yang menyamar sebagai guru, suster, juga sopir taksi.

Menanggapi ancaman tersebut, Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menegaskan, TNI dan Polri tidak tinggal diam dengan ancaman tersebut. Mereka tetap memantau perkembangan di Papua dan Papua Barat, pasca ancaman dari OPM tersebut.