Kamis, 21 Februari 2019 15:44

Wadir III ATKP Makassar Resmi Dicopot, Terbukti Aniaya Taruni?

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur ATKP Makassar, Achmad Setiyo Prabowo
Direktur ATKP Makassar, Achmad Setiyo Prabowo

Wakil Direktur (Wadir) III Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Irfan, resmi dicopot dari jabatanya.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wakil Direktur (Wadir) III Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Irfan, resmi dicopot dari jabatanya.

Menurut Direktur ATKP Makassar, Achmad Setiyo Prabowo, hanya satu Wadir ATKP Makassar yang diganti, yakni Wadir III Irfan. 

Posisi Wadir III lantas diisi Ketua Program Studi Keselamatan Penerbangan ATKP Makassar, Nining Idyaningsih.

"Kemungkinan hanya di Wadir III yang membidangi Alumni dan Ketarunaan yang diganti, SKnya turun hari ini. Wadir I dan II masih tetap," kata Achmad Setiyo Prabowo, kepada Rakyatku.com, Kamis (21/2/2019).

Achmad berharap, dengan digantinya Irfan sebagai Wadir III dapat membawa perubahan yang baik di ATKP Makassar.

"Pergantian Wadir III diharapkan membawa perubahan baru untuk peningkatan kualitas pelayanan diklat, terutama pelayanan langsung terhadap taruna/taruni," bebernya.

Saat ditanya apakah pergantian Wadir III ATKP Makassar Irfan karena terbukti melakukan penganiayaan terhadap taruna-taruni, Achmad enggan membenarkannya.

"Terkait hal ini kami sampai sekarang belum mendapatkan pengaduan atau laporan resmi yang disertai dengan data dan fakta," ungkapnya.

Diketahui, pencopotan Wadir III ATKP Makassar ini jugs merupakan buntut dari kematian Aldama Putra (19), usai dianiaya seniornya pada Minggu (3/2/2019) lalu.

Sebelumnya diberitakan, Wadir III ATKP Makassar Irfan disebut namanya telah menganiaya seorang siswa perempuan di ATKP Makassar di depan seluruh taruna-taruni tingkat satu dan tingkat dua.

"Jadi informasi saya dapatkan bahwa seorang taruni di satu tingkat dengan Aldama di siksa oleh Irfan saat apel bersama, dia disiksa di depan teman dan senior-seniornya. Ini bukan lagi pendidikan tapi penyiksaan, sangat biadab mereka kalau begini, " kata orang tua Aldam, Pelda Daniel Pongkala.