Rabu, 20 Februari 2019 10:29

Juga Memohon Pulang, Pengantin ISIS AS Bisa Dihukum Penjara 60 Tahun

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Hoda Muthana dan putranya
Hoda Muthana dan putranya

Seorang pengantin ISIS Amerika yang memohon untuk kembali ke AS, bisa menghadapi hukuman penjara selama beberapa dekade setelah dia pulang.

RAKYATKU.COM - Seorang pengantin ISIS Amerika yang memohon untuk kembali ke AS, bisa menghadapi hukuman penjara selama beberapa dekade setelah dia pulang.

Hoda Muthana, 24 tahun, meninggalkan rumahnya di Hoover, Albama, pada 2014 untuk bergabung dengan ISIS. Selain menikah dengan pejuang, dia juga telah dicuci otak, dan menggunakan Twitter untuk menyerukan Muslim Amerika untuk melancarkan serangan teror.

Dia sekarang mengakui telah membuat "kesalahan besar" dan ingin kembali ke rumah. Tapi itu tidak akan mudah baginya, para ahli mengatakan dia bisa mendekam di penjara hingga 60 tahun.

Pengacara New York, Michael Bachrach, yang membantu mewakili mantan tahanan Teluk Guantanamo pertama yang diadili di pengadilan sipil, mengatakan kepada New York Post bahwa Muthana "tentu saja dapat didakwa dengan upaya dukungan materi terorisme, dukungan materi terorisme, juga konspirasi."

"Dengan masing-masing hitungan itu, hukumannya bisa menjadi 15-20 tahun maksimum, yang bisa berjalan berurutan," tambahnya.

Mantan profesor hukum Harvard, Alan Dershowitz menambahkan bahwa kembali ke AS akan menjadi langkah "berisiko" bagi Muthana.

Sementara itu pengacara New York lainnya, Jeffrey Hoffman menambahkan bahwa tweet-nya yang menyerukan serangan Memorial Day dapat mengarah pada tuduhan menghasut kerusuhan.

Namun, Baik Hoffman dan Bachrach setuju bahwa Muthana tidak mungkin kehilangan kewarganegaraan Amerika-nya.

Hassan Shibly, yang mewakili keluarga Muthana, mengatakan bahwa dia sepenuhnya memahami ada risiko jika kembali, dan bahwa dia bersedia menghadapi konsekuensi dari tindakannya.

Ketika berada di Suriah, Muthana menikahi tiga pejuang ISIS, dua di antaranya telah tewas dalam pertempuran melawan pasukan koalisi pimpinan-AS.  

Muthana berusia 19 tahun ketika dia meninggalkan AS dan menuju ke Raqqa, Suriah. Pertama tiba, dia menikah dengan seorang militan Australia dan kemudian seorang pria Tunisia. 

Keduanya tewas berjuang untuk ISIS, dan dia baru-baru ini menikah dengan orang Suriah.

Saat ini dia memiliki seorang putra berusia 18 bulan, bernama Adam. Itu adalah anak dari suami keduanya.

Selama waktunya sebagai pengantin ISIS, dia menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian terhadap non-Muslim dan menyerukan serangan teror di AS.

Sekarang, dia tinggal di kamp pengungsi al-Hol, yang juga dikenal sebagai al-Hawl di Suriah utara.

Mantan mahasiswa Universitas Alabama berusia 24 tahun itu mengatakan dia khawatir tentang masa depan anaknya.