RAKYATKU.COM, GOWA - Pasca pemakaman Muhammad Alimin Rahimatullah, Sabtu (16/2/2019), kakak kandung korban bercerita tentang adiknya sewaktu masih hidup.
Kakak korban, Muh Alimun Rahimatullah, mengatakan adiknya merupakan sosok pendiam, lembut, patuh, dan taat kepada kedua orang tuanya meskipun kedua orang tuanya telah lama berpisah. Semasa hidup, adiknya tidak ingin menyusahkan ibunya yang tinggal bersamanya. Namun ada saja masalah yang datang dari luar yang disebabkan ulah Alimin.
"Saya yang pernah dapat buku diary-nya. Adik saya dulu pernah dibelikan handphone namun dijual kembali tanpa sepengetahuan kami dan masalah terakhir sempat tabrakan dengan pengendara yang ia diduga itu adalah aparat TNI. Dan jauh sebelumnya, Alimin juga sudah pernah membuat surat permintaan maaf untuk ibunya karena merasa jadi beban bagi keluarganya," ungkap Alimun kepada Rakyatku.com, Minggu (17/2/2019).
Alimun menambahkan, setelah diary Alimin ditemukan, ibunya memberikan saran agar selalu sabar atas masalah yang ia hadapi. Namun, Alimin tak pernah berpikir adiknya itu akan bunuh diri.
Alimin merupakan anak yang patuh terhadap kedua orang tuanya. Jika butuh sesuatu, maka dia anggap kebutuhannya tersebut adalah beban bagi ibunya.
Dari pantauan Rakyatku.com, rumah yang didiami oleh Alimin dan ibunya hanya memiliki panjang sekitar 8 meter dan lebar sekitar 3 meter yang terbuat dari kayu dan seng.
Ayah kandung Alimin, Usman Mangung juga merupakan seorang ayah yang peduli terhadap anaknya meskipun sudah tidak satu atap lagi dengan Alimun dan Alimin.
Usman yang berprofesi sebagai wiraswasta yang memiliki penghasilan tidak tetap pasrah dengan tindakan anaknya yang bunuh diri.
"Yang saya tahu ia adalah anak yang penurut dan ia tidak pernah membantah atas apa yang ia sampaikan. Saya juga masih belum melihat isi surat Alimin dan ini pasti ada kejanggalan," kata Usman kepada Rakyatku.com, Sabtu (16/2/2019) kemarin sembari menatap proses pemakaman anaknya.