RAKYATKU.COM - Sebuah bom bunuh diri menghantam sebuah bus yang membawa anggota Garda Revolusi Iran di provinsi tenggara Sistan-Baluchestan. Serangan itu menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai 17 lainnya, menurut CNN.
Namun ada laporan yang bertentangan mengenai jumlah korban jiwa. Media Iran melaporkan jumlah kematian 27 hingga 41 orang.
Sebuah kelompok separatis bernama Jaish al-Adl, atau Tentara Keadilan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menurut laporan Kantor berita pemerintah IRNA.
Dilansir dari CNN, ledakan menghantam kendaraan di jalan gurun dekat perbatasan Iran dengan Pakistan dan Afghanistan, tempat kelompok itu diketahui beroperasi.
Itu terjadi dua hari setelah Iran menandai peringatan 40 tahun Revolusi Islam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Qassemi mengatakan bahwa Iran akan membalas dendam atas serangan bunuh diri itu.
"Anak-anak militer dan intelijen mengorbankan diri untuk rakyat, Iran akan membalas dendam atas darah para martir dari insiden ini," kata Qassemi, pada Kantor Berita Fars.
Bom terjadi ketika para pemimpin dunia berkumpul di Warsawa, Polandia, untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Pertemuan itu disebut sebagai konferensi untuk melawan ekspansi militer Iran.
Iran terlibat dalam beberapa konflik regional, termasuk konflik di Suriah dan Yaman.