Sabtu, 09 Februari 2019 15:35

Hai Bunda, Ini Rahasia Melahirkan Anak yang Berbakat!

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

Yah, sebuah studi baru menunjukkan bahwa sikap ibu hamil dapat mempengaruhi kemampuan anak mereka dalam matematika dan sains.

RAKYATKU.COM - Bagi calon ibu yang berharap untuk melahirkan anak seperti Einstein, kuncinya adalah menjaga pemikiran positif selama kehamilan.

Yah, sebuah studi baru menunjukkan bahwa sikap ibu hamil dapat mempengaruhi kemampuan anak mereka dalam matematika dan sains.

Menurut peneliti di University of Bristol, orang-orang yang memiliki sifat kepribadian yang dikenal sebagai locus of control internal percaya bahwa mereka memiliki pengaruh terhadap hasil peristiwa hidup mereka sendiri. 

Orang-orang ini lebih termotivasi untuk bertindak untuk menciptakan perubahan. 

Sebaliknya, mereka yang memiliki locus of control external, berpikir bahwa peristiwa-peristiwa berada di luar kendali mereka dan karena itu mereka hanya melakukan lebih sedikit upaya.

Dalam penelitian, wanita hamil yang memiliki locus of control internal ditemukan memiliki anak-anak yang lebih baik dalam ujian sains dan matematika pada usia delapan, 11 dan 13 tahun.  

Para peneliti menggunakan data dari studi yang dikenal sebagai Children Of The 90s. Mereka mempelajari respon 1.600 wanita hamil dan kemudian penalaran ilmiah matematika dan keterampilan pemecahan masalah anak-anak mereka.

Profesor Jean Golding, penulis utama dan pendiri penelitian ini, mengatakan bahwa locus of control anak terkait dengan prestasi akademik mereka.

"Ini akan membantu generasi masa depan membesarkan anak-anak yang sehat, percaya diri, dan mandiri," katanya.

Ibu dengan locus of control internal juga lebih cenderung memberi anak-anak mereka diet yang bermanfaat bagi perkembangan otak.

Mereka juga lebih cenderung membaca untuk mereka, serta menunjukkan minat pada pekerjaan rumah dan kemajuan akademik mereka.

Para peneliti mencatat bahwa temuan ini hanya menunjukkan hubungan antara lokus kontrol ibu dan hasil anak, dan mengatakan lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengeksplorasi sebab dan akibat.  

Artikel lengkap diterbitkan di Frontiers in Psychology.