RAKYATKU.COM - Pihak berwenang di Filipina telah menyatakan virus campak sebagai wabah di ibu kota Manila.
Data menunjukkan 196 orang terkena campak antara 1-19 Januari. Sebagai perbandingan, hanya ada 20 kasus pada periode yang sama tahun lalu.
Sekitar 50 orang (kebanyakan anak-anak) diyakini telah meninggal karena penyakit itu.
Menurut Departemen Kesehatan (DOH), selain dari kasus yang dikonfirmasi, diyakini ada sekitar 861 kasus campak yang dicurigai telah dilaporkan pada 2 Februari.
"Kami mendeklarasikan wabah karena kasus telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan untuk memperkuat pengawasan terhadap kasus baru dan mengingatkan ibu dan pengasuh untuk lebih waspada," kata Sekretaris DOH Francisco Duque dalam sebuah pernyataan.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan bahwa 2,4 juta anak yang tidak divaksinasi berisiko tertular.
Duque mengatakan kepada media setempat bahwa bronkopneumonia dari komplikasi campak dapat mematikan, dan mendorong orang tua untuk membawa anak-anak mereka diimunisasi.
"Orang tua seharusnya tidak menunggu komplikasi terjadi karena mungkin sudah terlambat," katanya.
Orang-orang di negara itu enggan untuk mengimunisasi anak-anak mereka di pusat-pusat kesehatan pemerintah, setelah komplikasi terkait dengan vaksin demam berdarah, Dengvaxia.
Campak adalah penyakit yang sangat menular melalui udara yang menyebar dengan mudah melalui batuk dan bersin.
Gejala awal biasanya termasuk demam, batuk, pilek dan mata meradang. Ruam merah akan muncul di wajah dan tubuh beberapa hari kemudian.
Pada tahun 2018, 3.646 kasus campak dilaporkan di Metro Manila, sementara hanya 351 kasus pada tahun 2017.