RAKYATKU.COM - Warga Tionghoa di seluruh dunia bersiap-siap untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Tahun ini akan dirayakan sebagai tahun babi, dan karena itu kita bisa melihat dekorasi babi di mana-mana.
Namun ada yang berbeda di Malaysia. Negara mayoritas Muslim ini lebih berhati-hati dalam menggunakan simbol babi. Beberapa pusat perbelanjaan menghindari representasi langsung dari binatang itu untuk menghindari ketersinggungan budaya.
Misalnya di Paradigm Mall, sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran kota Petaling Jaya. Bukannya menampilkan boneka atau patung babi, pengelola malah memajang sekitar 30 patung Doraemon.
Mal-mal lain juga melakukan hal yang sama. Meskipun pemerintah mengatakan tidak ada batasan pada pencitraan babi, banyak mal menekankan pentingnya mengadopsi jalan tengah yang memperhitungkan kepekaan budaya.
HC Chan, chief executive officer dari Sunway Malls & Theme Parks, mengatakan bahwa meskipun penggunaan tanda-tanda zodiak untuk menandai tahun baru lebih disukai, tapi tidak perlu untuk selalu menggunakannya.
“Penggunaan unsur-unsur budaya lainnya sama meluasnya… di Sunway Malls, kami mengadopsi warisan klan untuk perayaan tahun ini untuk menghormati lima klan besar Tiongkok yang merupakan 90 persen dari komunitas Tionghoa di Malaysia di mal-mal kami. Kami percaya ini adalah pendekatan yang lebih terhubung dan relevan,” katanya.
Dalam Islam, babi dan anjing dianggap hewan najis, dan beberapa merek sangat berhati-hati ketika berhadapan dengan citra kedua hewan ini.