RAKYATKU.COM, BANTAENG - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah (NA) menilai langkah PT Huadi Nickel Alloy Indonesia membangun pabrik smelter nikel di Kabupaten Bantaeng merupakan langkah berani.
“Jujur saja seakan-akan kita bermimpi meresmikan perusahaan smelter di tengah-tengah daerah yang tidak memiliki potensi nikel,” kata Nurdin saat meresmikan pabrik pemurnian nikel itu, Sabtu (26/1/2019).
Selain itu, kata dia, Bantaeng menjadi satu-satunya kawasan industri yang harga tanahnya masih terjangkau dari seluruh Indonesia.
Jika daerah lain hingga jutaan per meter, kata dia, di Bantaeng hanya Rp70-100 ribu per meter.
“Sangat murah, kami sudah back-up tidak boleh perorangan harus korporasi. Sejak saya tidak boleh ada spekulan, kenapa pertumbuhan industri lambat itu karena tanah,” kata mantan bupati Bantaeng ini.
Dia juga berharap, tenaga kerja lokal bisa diberdayakan. “Bagaimana putera-puteri Bantaeng, ini sementara industri dibangun, SDM-nya juga dibangun, kita kirim ke China, saya dengan Pak Amir (Komisaris PT Huadi) supervisi ke sana. Jadi mereka sudah bekerja diperusahaan smelter dan menjadi leader,” jelasnya.
NA menyebutkan, tenaga kerja luar hampir tidak ada, semua tenaga teknis saja dan itu pun sudah hampir dan perlahan akan berkurang.
“Satu kesyukuran kita ada 50.000-60.000 metrik ton dan ini akan dikembangkan dalam waktu dekat akan menjadi 200.000 metrik ton. Dengan serapan tenaga kerja 2.000," katanya.
"Kita ini orang Bantaeng tinggal satu bagaimana kita mensyukuri apa yang sudah ada. Jangan dironrong, kalau mau meronrong ingat masa lalu kita siapa yang melirik Bantaeng.”