Sabtu, 26 Januari 2019 08:56

Ahli Eksekusi PBB Akan Menyelidiki Pembunuhan Jamal Khashoggi

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto Jamal Khashoggi (EPA)
Foto Jamal Khashoggi (EPA)

Agnes Callamard, pelapor khusus untuk eksekusi di luar hukum atau arbitrer, akan mengarahkan penyelidikan atas pembunuhan Jamal Khashoggi

RAKYATKU.COM - Seorang ahli dari kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menyelidiki kematian Jamal Khashoggi, wartawan Saudi yang terbunuh pada bulan Oktober di Turk.

Agnes Callamard, pelapor khusus untuk eksekusi di luar hukum atau arbitrer, akan mengarahkan penyelidikan atas pembunuhan Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengatakan bahwa Callamard akan melaporkan temuannya pada bulan Juni.

"Dia akan meninjau dan mengevaluasi, dari perspektif hak asasi manusia, keadaan sekitar pembunuhan Khashoggi," kata OHCHR dalam sebuah pernyataan, dikutip New York Times.

"Dia akan menilai langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi dan menanggapi pembunuhan dan sejauh mana tanggung jawab negara dan individu atas pembunuhan itu."

Sebagai pelapor khusus, peran Callamard adalah untuk memeriksa setiap dugaan eksekusi di luar hukum atas kewenangannya sendiri, tanpa otorisasi lebih lanjut dari kantor komisioner hak asasi manusia atau badan PBB lainnya.

Penyelidikannya tidak sama dengan penyelidikan formal dan independen dari jenis yang telah diperintahkan PBB di masa lalu. Tapi ini adalah langkah pertama yang mungkin mengarah pada beberapa pemeriksaan penuh PBB dalam kasus Khashonggi.

Investigasi Callamard akan dimulai minggu depan, ketika dia melakukan perjalanan ke Turki. Dia akan dibantu oleh Helena Kennedy, seorang pengacara Inggris, anggota House of Lords dan mantan pejabat di Universitas Oxford; dan Duarte Nuno Vieira, seorang ahli terkemuka dalam kedokteran forensik sekaligus profesor kedokteran di Universitas Coimbra di Portugal.

Badan-badan intelijen Amerika telah menyimpulkan bahwa pembunuhan Khashonggi diperintahkan oleh Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota dan penguasa de facto yang berusia 33 tahun di Arab Saudi.

Arab Saudi membantah hal itu, dan mengatakan sedang melakukan penyelidikan sendiri, dan telah menangkap 21 orang sehubungan dengan pembunuhan itu.