RAKYATKU.COM - Ilmuwan China telah menciptakan monyet kloning, yang gennya telah diedit untuk membawa penyakit.
Monyet-monyet itu dikembangbiakkan secara khusus untuk menciptakan populasi hewan yang sakit untuk digunakan dalam tes laboratorium.
Kelimanya memiliki DNA yang sama, namun telah diubah, untuk menghasilkan gejala kesehatan, yang umum dialami manusia mulai dari ganguan otak hingga kanker.
Penelitian itu dilakukan di Institute of Neuroscience (ION) dari Chinese Academy of Sciences (CAS) di Shanghai. Tujuannya adalah "populasi monyet" yang sakit untuk melakukan pengujian hewan dan mempelajari berbagai penyakit manusia.
Para peneliti menggunakan teknik yang sama seperti yang digunakan tahun lalu untuk menghasilkan Zhong Zhong dan Hua Hua (dua monyet kloning pertama) dan Dolly (kloning domba yang dikloning pada akhir 90-an di Skotlandia).
Dalam penelitiannya, periset menghilangkan gen BMAL1 (yang digunakan untuk mengendalikan ritme sirkadian manusi) dalam satu monyet.
Mereka kemudian menggunakan sel-sel monyet donor untuk mengkloning lima subyek baru menggunakan teknik yang sama yang digunakan untuk mengkloning Zhong Zhong, Hua Hua dan Dolly.
Langkah ini telah terbukti sangat kontroversial dan aktivis kesejahteraan hewan telah menyatakan tindakan itu sebagai "tindakan biadab," yang dapat membuat "hewan menderita".
Temuan penelitian ini telah dipublikasikan di National Science Review.
"Gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan banyak penyakit pada manusia, termasuk gangguan tidur, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit neurodegeneratif," kata Hung-Chun Chang, penulis utama studi tersebut.
Rekan penulis Qiang Sun mengatakan: "Dengan demikian, monyet kita dapat digunakan untuk mempelajari patogenesis penyakit, serta perawatan terapeutik."
"Kami percaya bahwa pendekatan kloning monyet yang gennya diedit ini dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai model monyet untuk penyakit berbasis gen."