Minggu, 13 Januari 2019 10:16

Mantan Menteri Nyanyi Jangan Pilih Jokowi, Ini Kata NasDem

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ferry Mursyidan Baldan. (Foto: Indra Komara/Detik)
Ferry Mursyidan Baldan. (Foto: Indra Komara/Detik)

Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, menyanyikan lagu, "Salam dua jari, jangan pilih Jokowi lagi." 

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, menyanyikan lagu, "Salam dua jari, jangan pilih Jokowi lagi." 

Direktur relawan Prabowo-Sandi itu mengatakan, alasannya menyanyikan itu, karena merasa banyak janji Jokowi yang belum terealisasi. Apalagi, dia pernah ada di dalam pemerintahan Jokowi, sehingga paham betul janji mana yang tak dijalankan.    

Atas nyanyian Ferry, Partai NasDem menilai, mantan kadernya itu sakit hati, karena kena kocok ulang (reshuffle) dan terlempar dari kabinet.

"Tentu dia tidak pilih Jokowi, karena dia sakit hati di-reshuffle Jokowi. Karena sakit hati, sepertinya beliau wajar berlaku seperti itu," kata Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, kepada wartawan, sebagaimana dilansir dari detik, Minggu (13/1/2019).

Menurut Irma, Ferry pindah partai untuk mendukung kubu Prabowo-Sandiaga, karena masih berharap menjadi menteri. Ia menyebut politisi yang tidak mementingkan partainya, pasti akan berpindah demi jabatan.

"Biasa mungkin, para pengejar jabatan loncat dari satu partai ke partai lainnya. Kerja tidak becus tapi pingin tetap jadi menteri. Para politisi yang tidak punya komitmen dengan diri sendiri, memang kerap jadi kutu loncat. Politisi-politisi pemburu jabatan seperti ini tidak akan punya kesetiaan, karena cuma setia pada jabatan, bukan pada partai apa lagi rakyat," tuturnya.

Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Jhonny G Plate, tak mempermasalahkan nyanyian Ferry. Bahkan bila Ferry berteriak sekalipun, itu tak jadi soal. 

"Jangankan nyanyi, berteriak sekalipun tidak menjadi masalah asalkan disalurkan sesuai aturan hukum dan ekspresi demokrasi yang beretika," ujar Jhonny secara terpisah.

Meski kubu sebelah menggaungkan untuk tidak memilih Jokowi, Jhonny mengatakan, rakyat secara mayoritas tetap menentukan pilihannya terhadap capres petahana tersebut. Menurutnya, hal itu jelas terbukti setelah adanya tambahan dukungan dari para alumnus Universitas Indonesia kemarin.

"Pada akhirnya rakyat yang akan menentukan pilihannya. Setelah mendengar suara dan berbagai dukungan rakyat, termasuk dukungan dan deklarasi alumni universitas seperti yang dilakukan kemarin, maka cukup jelas bahwa mayoritas rakyat masih lebih menginginkan Pak Jokowi memimpin sekali lagi, ini adalah pilihan yang tepat karena kerja nyata, berpengalaman, didukung program yang jelas dan realisitis," pungkasnya.