Minggu, 13 Januari 2019 08:30

Hoaks Bisa Picu Perang Saudara

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tanda tangan Deklarasi Masyarakat Anti Hoax digelar di depan Monumen Mandala, Makassar.
Tanda tangan Deklarasi Masyarakat Anti Hoax digelar di depan Monumen Mandala, Makassar.

Minggu, 13 Januari 2019. Sebuah spanduk putih sudah digantung di pagar Monumen Mandala sejak pagi.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Minggu, 13 Januari 2019. Sebuah spanduk putih sudah digantung di pagar Monumen Mandala sejak pagi.

Di bagian atas spanduk putih itu, ada tulisan "Deklarasi Masyarakat Anti Hoax". Kemudian beberapa orang menawarkan spidol kepada pengguna jalan yang lewat. Mereka pun lantas mencoret spanduk putih itu dengan tanda tangan, sebagai bentuk dukungan melawan hoaks.

Itulah bentuk Deklarasi Masyarakat Anti Hoax di Mandala saat car free day pagi tadi. Temanya, 'Tau Sombere na Jujuru".

Deklarasi tersebut ditandatangani beberapa pihak yang turut serta melawan hoax, di antaranya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Parepare, KPU Kabupaten Soppeng, media Celebes TV, akademisi Universitas Negeri Makasar (UNM), Teman Jokowi Sulawesi Selatan, dan lain-lain.

Deklarasi ini sebagai bukti nyata dari masyarakat, untuk memerangi penyebaran berita bohong yang memecah belah bangsa, dan tidak memberi dampak positif bagi masyarakat.

Kepala Polisi Resort (Kapolres) Jeneponto, Hery Susanto mengatakan, peristiwa yang terjadi di negara Timur Tengah seperti Suriah, mereka bisa hancur lebur karena perang saudara, akibat berita bohong tersebut. Masyarakatnya tidak punya daya, mengkroscek berita tersebut.

"Mereka tidak memiliki gerakan seperti itu, akhirnya mereka saling curiga, membenci, bermusuhan, dan kita tidak menginginkan itu terjadi di Indonesia ini. Dan untuk penyebaran hoaks di kabupaten Jeneponto, tidak sampai terjadi, karena kami tetap menyuarakan anti hoax itu dan keadaan di sana masih kondusif, masyarakatnya masih bersatu, dan saling berkomunikasi dengan baik," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Teman Jokowi, Harbianti mengatakan, mereka sudah melaporkan kepada pihak kepolisian akun-akun media sosial penyebar hoaks selama 2018 sampai sekarang.

"Selama ini pihak penyebar hoaks itu kebanyakan dari Facebook. Ke depannya agar pelaku hoaks itu, bisa jera karena akan merusak bangsa apalagi di tahun politik saat ini," pungkasnya.