RAKYATKU.COM - Andy Murray berencana gantung raket pada 2019 ini lantaran cedera pinggul yang dideritanya.
Dilansir CNN, petenis asal Inggris itu mengumumkan rencana pensiun pada konferensi pers Australia Terbuka Jumat (11/1/2018). Murray ingin menjadikan Wimbledon sebagai ajang terakhir sebelum pensiun.
Akan tetapi, waktu pensiun Murray bisa lebih cepat, bahkan bisa jadi Australia Terbuka akan jadi turnamen terakhir Murray. Itu bergantung pada kondisi juara Olimpiade 2012 dan 2016 tersebut.
Dalam sesi konferensi pers ini, Murray tak kuasa menahan tangisnya. "Saya bisa bermain dengan segala keterbatasan. Namun dengan keterbatasan dan rasa sakit, hal itu sama sekali tidak membuat saya menikmati bermain tenis di kompetisi dan latihan. Wimbledon adalah tempat saya ingin berhenti, tapi saya tidak yakin bisa melakukannya," kata petenis berusia 31 tahun itu sambil menahan air mata turun dengan deras.
"Tubuh saya merasa tidak baik, saya sudah berjuang untuk waktu yang lama. Saya tidak yakin bisa bermain dengan rasa sakit untuk empat atau lima bulan lagi, cukup banyak yang telah saya lakukan untuk membuat pinggul saya lebih baik dan ternyata apa yang saya yang lakukan tidak banyak membantu. Saya pikir Australia Terbuka adalah turnamen terakhir," ucapnya menambahkan.
Pelatih Murray, Ivan Lendl, mengapresiasi keputusan anak didiknya itu. "Dunia tenis akan kehilangan salah satu petarung hebat. Saya akan mengenang perasaan menyenangkan ketika kami bekerja sama dengan penuh kegembiraan," ucap Lendl.
Selama berkarier di dunia tenis, Murray mencatat dua kali juara Wimbledon pada 2013 dan 2016. Ia juga sempat menjuarai Amerika Terbuka (2012), ATP Tour Finals (2016), dan Olimpiade (2012, 2016). Sedangkan di kompetisi tim, ia pernah juara Piala Davis pada 2015.