RAKYATKU.COM - Seorang remaja Arab Saudi yang murtad dan melarikan diri dari keluarganya karena khawatir akan dibunuh, telah berbagi selfie bahagia karena Australia mempertimbangkan untuk memberikan suaka.
Melalui Twitter, Rahaf Mohammed al-Qunun membagikan sebuah foto yang menunjukan dia tersenyum, dan memperlihatkan belahan dadanya. Untuk caption, dia hanya mengatakan bahwa "saya bahagia," disertai emoji hati.
Di postingan terpisah, di mengatakan "Jangan biarkan siapa pun mematahkan sayap Anda, Anda bebas. berjuang dan dapatkan HAK Anda!"
Hey.. I’m happy ?????????? pic.twitter.com/FJJvz8Kzu0
— Rahaf Mohammed ??? ???? (@rahaf84427714) January 9, 2019
Rahaf melarikan diri selama berada di Kuwait enam hari yang lalu, dan terbang ke Bangkok dengan harapan mencapai Australia dengan visa turis.
Namun dia ditahan di Bangkok dan terancam akan dipulangkan. Dia kemudian membarikade dirinya di kamar hotel bandara Bangkok karena tidak ingin pulang, karena takut dibunuh jika kembali ke keluarganya.
Untuk memohon bantuan dari pihak berwenang internasional, dia memposting pembaruan Twitter tentang penahanannya.
Setelah menyebabkan kegemparan, dia akhirnya diberikan status sebagai pengungsi yang sah oleh PBB, dan Australia telah berjanji untuk mempertimbangkan memberinya suaka.
Dia saat ini dalam perawatan para pejabat PBB di Bangkok, yang memproses kasusnya.
Menurut sebuah pernyataan dari pemerintah Australia kemarin, Rahaf akan menjalani sejumlah pemeriksaan Australia sebelum dia diberikan visa kemanusiaan. Itu termasuk penilaian karakter dan keamanan.
Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan pemerintah Australia telah mendesak Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi agar memproses kasusnya dengan cepat.
Sementara itu, ayah dan saudara lelaki Rahaf telah tiba di Bangkok pada Selasa malam dan meminta untuk bertemu dengannya.
Tetapi kepala imigrasi Thailand, Surachate Hakpan, mengatakan mereka harus menunggu untuk mengetahui apakah badan pengungsi PBB akan mengizinkan permintaan itu.
"Ayah dan saudara lelakinya ingin pergi dan berbicara dengan Rahaf tapi PBB perlu menyetujui pembicaraan semacam itu," kata Surachate kepada wartawan.