RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Sebuah rakit bambu mengapung di atas air. Tiga utas tali diikatkan ke rakit. Masing-masing dua di ujung, dan seutas tali dikaitkan ke sebuah tali yang membentang di atas sungai.
Dua bocah berseragam sekolah, berdiri di atas rakit. Seorang wanita berbaju kuning, menarik tali itu dari seberang. Rakit pun melaju pelan. Kedua anak itu berdiri menjaga keseimbangan.
Begitulah keseharian warga Desa Lentu, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, saat hendak beraktivitas di seberang sungai. Seperti kedua bocah Bontoramba yang sekolah di Tamanroya itu.
Setiap hari itu terjadi, di kala Jembatan Alluka yang jadi harapan menghubungkan Tamanroya - Bontoramba belum rampung.
Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Andi Erwin mengatakan, pembangunan Jembatan Alluka sementara tahap penyelesaian pekerjaan, dengan masa kontrak dari Juni hingga Desember 2018.
"Jembatan Alluka ini anggarannya kurang lebih Rp8 miliar sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018, dengan masa kerja dari Juni-Desember. Pekerjaanya ada perpanjangan, dengan interpal waktu yang diberikan 90 hari tahun ini," jelas Erwin.
Kontraktor atau rekanan Dinas PU Jeneponto PT Putra Jaya, Takbir Takko mengatakan, pembangunan Jembatan Alluka masih dalam tahap penyelesaian, sambil menunggu rangka baja dari Jakarta. Pembangunan jembatan diperkirakan rampung Februari 2019 mendatang.
Menurut Takbir, keterlambatan rangka baja, karena cuaca buruk. "Tadi pagi saya komfirmasi ke teman di Makassar. Rangka baja jembatan Alluka, sudah tiba di Pelabuhan Makassar. Dan sementara dalam proses pengangkutan. Nah kalau yang rakit itu atas permintaan warga, jadi kita buatkan, ini juga akan dibangun sementara jembatan darurat untuk pejalan kaki," kata Takko.
Sebelumnya diberitakan, Dandim 1425 Jeneponto Letkol ARH Sugiri meninjau lokasi pembangunan Jembatan Alluka, Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Rabu (9/1/2018).
Pembangunan jembatan tersebut belum rampung, dan dianggap sangat berbahaya bagi warga sekitar, terutama anak sekolah yang menggunakan rakit. Jembatan tersebut merupakan akses menuju Tamalatea-Bontoramba.
"Jembatan ini belum rampung. Dan ada bahayanya bagi anak sekolah jika menyeberang menggunakan rakit di sungai," kata Dandim 1425 Jeneponto, Letkol ARH Sugiri.
Menurut Sugiri, berdasarkan informasi yang diterima dari kejaksaan negeri (kejari), Pembangunan Jembatan itu akan diperpanjang pekerjaannya hingga tiga bulan ke depan.
"Saya dapat informasi dari kejari, proyek jembatan ini akan di perpanjang pekerjaanya hingga tiga bulan ke depan," ucapnya di lokasi pembangunan Jembatan Alluka.
Ia menambahkan, pihaknya akan mengambil langkah lain dengan cara sementara, membangun jembatan darurat untuk kepentingan warga setempat.
"Sudah dibicarakan sama pemerintah setempat (kepala dusun), kita akan bangun jembatan darurat dari bambu dekat jembatan induk ini. Ini untuk dipakai sementara pelajar dan masyarakat ketika menyeberang," sebutnya.