RAKYATKU.COM, PARIS - Paris Saint-Germain (PSG) tersingkir di perempat final Coupe de la Ligue usai kalah 1-2 dari tim juru kunci Ligue 1 saat ini, Guingamp.
Bermain di kandang sendiri, Parc de Princes, Kamis dini hari Wita (10/1/2019), PSG sesungguhnya amat dijagokan memenangkan laga. Selain karena "hanya" melawan tim juru kunci, mereka adalah juara turnamen ini lima musim beruntun.
Dominasi mereka pun terlihat di lapangan. Tim asuhan Thomas Tuchel punya penguasaan bola 76 persen dan melepaskan 18 tendangan, sedangkan Guingamp tercatat melepaskan 7 tembakan.
Dalam jalannya laga, Guingamp mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran Thomas Meunier terhadap Ludovic Blas. Sayang, Marcus Thuram yang jadi eksekutor gagal menjalankan tugas, tendangannya melambung.
PSG kemudian unggul lebih dahulu satu menit kemudian. Neymar Jr menjebol gawang Guingamp lewat sundulan memanfaatkan umpan Meunier pada menit ke-62.
PSG kemudian mendapat hukuman penalti lagi. Wasit yang sempat melihat VAR menunjuk titik putih untuk pelanggaran Juan Bernat kepada Marcus Coco.
Kini Yeni N'Gbakoto yang maju sebagai algojo. Ia sukses memaksimalkan peluang dan mengubah skor jadi 1-1 pada menit ke-81.
Di masa injury time, tepatnya menit ke-93, Guingamp kembali mendapat penalti.
Thilo Kehrer yang melakukan pelanggaran terhadap Thuram. Putra mantan pesepakbola Prancis Lilian Thuram itu kemudian berhasil mengeksekusi penalti dan membawa timnya unggul 2-1. PSG pun tersingkir.
Pelatih PSG, Thomas Tuchel, mengakui timnya bermain santai. Ia juga merasa aneh dikalahkan tim sekelas Guingamp.
"Saya tidak tahu apakah ini layak atau tidak, kami punya banyak peluang. Sejujurnya kami bermain dengan terlalu percaya diri. Kalah di laga ini dengan tiga penalti itu sulit. Sedikit aneh," kata Tuchel kepada Canal+.
"Kami tidak bermain dengan rasa lapar. Malam ini kami kehilangan peluang untuk meraih trofi. Tapi dalam setiap kekalahan, ada yang bisa dipelajari. Ini sulit, tapi dibutuhkan untuk terus berkembang, saya harap ini cuma kecelakaan."
"Kami harus bermain lebih konsisten, kami tidak memasang racikan yang tepat. Kami terlalu santai."