RAKYATKU.COM, TAKALAR - Usianya tak muda lagi. Bunga Daeng Kenna, lahir 4 September. Tiga tahun setelah Bung Karno memproklamirkan Kemerdekaan negeri ini. Tepatnya, 1948.
Tinggal seorang diri, di sebuah rumah panggung tua. Di Tompopadalle Kelurahan Parang Luar, Kecamatan Polut, Kabupaten Takalar.
Jumat, 4 Januari 2019, Rakyatku.com bertandang ke rumahnya. Menggunakan daster dan hijab cokelat, Dg Kenna bergelut dengan daun pisang.
Dia sedang membuat gogos dan kue, untuk dia jual di Pasar Tokka. Hari Sabtu, sekali seminggu aktivitas itu dia lakukan. Lumayan bisa sedikit menutupi biaya hidupnya.
"Saya tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Mau itu BBM, raskin, apa lagi uang untuk janda. Padahal sudah ada yang pernah data uang janda, tapi sampai sekarang tidak dapat," ungkap Dg Kenna.
Dg Kenna sebenarnya punya empat anak yang sudah berkeluarga. Di antaranya, Dg Sunggu, Dg Ti'no, Dg Bulang, dan Dg Unjung. Dan keempat anaknya juga sibuk mengurus keluarganya masing-masing.
"Beras yang saya makan juga itu dari anak saya yang berikan. Kalau tidak ada, saya tidak makan," tambahnya.
Dg Kenna berharap, dirinya mendapat bantuan kesejahteraan dari pemerintah. Baik itu bantuan apa saja. Ada bantuan pembagian ayam ternak di Parang Luara. Tapi itu diperuntukan untuk orang yang sudah didata.
"Kemarin ada pembagian ayam untuk di ternak sebanyak 50 ekor, tapi tetap saya tidak dapat," beber janda tua itu.
Namun Dg Kenna tidak berharap banyak. Dia tak ingin menyerah dan berpangku tangan menunggu bantuan. Dia tetap berikhtiar untuk hidupnya, dengan menjual gogos dan kue di Pasar Tokka.