SYL Way; Sok Nasihat, Boleh, dong!

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Akan tetapi, memberi spirit atau semangat bagi orang lain--terlebih lagi sahabat dan keluarga--sebenarnya sekaligus memberi energi. Bahkan, berbuah manfaat timbal balik bagi diri.

Saya beri pengandaian. Seorang tukang pijat, misalkan, yang dipijat bisa segar dan nyaman. Dan, bagi yang mijat balik menjadi makin kuat dan sehat.

Hal sama, mungkin, dengan menghinakan orang lain. Bisa saja, orang itu tidak merasa terhina. Di sisi lain, kita sudah membuat diri kita rendah dan terhina. Kenapa? Karena hanya hati yang busuk dan tidak bijaksana yang bisa menghina orang lain.

Memberi nasihat dan atau anjuran-anjuran yang bijak sebenarnya memberi gambaran ketinggian derajat moralitas yang kita miliki. Sebab, hanya orang-orang yang berperilaku bijak dalam kesehariannya, bisa menyampaikan kata-kata, pidato, sambutan-sambutan yang bijak pula.

Satu hal penting, lainnya, biasakan diri hindari kebohongan dan kepura-puraan. Jangan pernah menjadi kebiasaan. Karena, kebohongan dan kepura-puraan yang jadi kebiasaan, sudah pasti merusak integritas. Merusak rencana atau programmu ke depan. Penghalang keberhasilan! Dan, pada gilirannya, mendegradasi kepercayaan orang lain. Bahkan, merusak wibawa dan martabat diri.

Intinya, perilaku yang kita lakukan, menjadi gambaran karakter. Dan, seperti apa hati serta pikiran kita.

Dan, di sana, orang lain dan publik membentuk persepsi atau nilai tentang siapa kamu? Masih Syahrul Mauraga Yasin Limpo Daeng Kawang, kah? Atau, tinggal lame-lame bonnyok tena niangga.