SYL Way; Hati Saya Manangis...Nyanyang, Kamu Anak Baik!
SAYA, kakakmu. Dalam hati yang paling dalam, sangat kagum padamu. Karena, kau mewakili karakter keluarga Yasin Limpo. Juga, orang Bugis-Makassar.
Hantaman badai dan gelombang yang begitu besar, tak membuatmu menyerah. Paling menyentuh dan membuatku bangga, tak selangkah pun ada niat terbersit untuk menempuh cara-cara yang kurang elok.
Prinsip kebenaran yang kamu imani, tetap kau pertahankan. Kau pegang itu sangat kuat. Kau hebat, saudaraku! Siapa yang menjadi kejam dan biadab menfitnahmu?
Engkau dituduh korupsi, hah? Kau malah dipertontonkan dengan borgol dan rompi…
Semua itu, telah menghantam kultur Bugis Makassar. Padahal, belum tentu, kau bersalah. Kejadian itu, terlihat sewenang-wenang. Menyalahi proses beracara melalui KUHP.
Tetapi, apa pun itu, kau luar biasa Pak Nyanyang. Aku sangat salut padamu. Tidak banyak orang yang teguh memegang prinsip seperti dirimu. Terlebih lagi, saat badai begitu besar.
Berhadapan dengan dahsyatnya gelombang. Juga, tingginya longsoran gunung yang menimbunmu. Dan, tu semua meluluhlantakkan harga dirimu yang selama ini kau jaga dalam kariermu.
Kau memang hebat. Tak banyak orang sepertimu. Kepada saya, kakakmu, dan orang-orang yang datang di Lapas berempati padamu, kau perlihatkan keberanianmu. Keteguhan hatimu. Serta, tekadmu yang tidak bersalah.
Tak sedikit pun kata ragu terlihat di wajahmu. Kau perlihathatkan ketidaktakutanmu itu. Mau dibantu, tetapi tetap pada prinsip dasarmu. Tidak mau melalui cara-cara yang menyalahi aturan menurut prinsipmu. Terlebih lagi, sogok-menyogok!
Kau perlihatkan tanggung jawabmu sebagai laki-laki Bugis Makassar. Bahkan, tidak mau diurus dengan cara-cara nonteknis yuridis.
Saya, kakakmu ingin membantu. Kemungkinan bisa melakukan sesuatu. Tapi, dengan tegas, kau jawab, “Tidak! Janganmaki kak. Saya merasa sedikit pun tidak salah. Janganmaki ambil cara-cara yang non yuridis. Insya Allah, semua akan baik-baik saja.”
Saya sebenarnya membara mendengar semua itu. Hati saya, menangis. Kau memang anak baik.
Di kelurga Yasin Limpo, kau memang selalu jadi imam saat salat. Dalam tingkah lakumu, selalu care. Juga, mementingkan sharing dalam setiap langkah. Dan, selalu obyektif rasional dalam menentukan pilihan.
Tapi, Nyang…Jujur, doaku setiap salat untukmu selalu bersama keluarga. Semua kita, akan mencari jalan terbaik untukmu.
Intinya, aku sebagai kakakmu, sangat kagum atas prinsip dan keimananmu itu. Lahaulah walakuata’illah billah…
Sekali lagi, kau hebat, adekku…Selalu berpegang pada kebenaran. Tak takut pada apapun. Tak takut pada siapa pun….Kecuali, kebenaran dan Allah sebagai sandaranmu…
Alfatiha….Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar
(SYL Way, otw ratas pupuk di Istana, 27 April 2023).