Indonesiaku; Sepenggal Surga...Merdeka!

Bukan kebetulan. Pun jauh dari sebatas garis merah silsilah keturunan.

Sang Pencipta. Penguasa atas semua kekuasaan. Pasti telah menakdirkan. Bahwa Anda, saya, dan kita, ---semua-- terlahir sebagai Rakyat Indonesia.

Kemudian kita berbangsa satu; Bangsa Indonesia.

Sebagai anak bangsa, tentu kita harus yakin. Bahwa Indonesia adalah berkah yang Tuhan berikan. Berkah yang tiada terkira.

Terlahir sebagai anak bangsa, wajib hukumnya kita menjaga bangsa dan tanah air. Dan, tentu, Allah pun telah mengamanahkan kita untuk berbakti dan mengabdi kepada Tanah Air kita.

Tak terkecuali, di masa pandemi sekarang ini. Allah, Sang Maha Segalanya, mengamanahkan kita untuk tidak takut. Juga, terus tegak. Bersama-sama, mengawal negeri kita; Indonesia tercinta. Negeri kaya yang agraris ini.

Sebagai negara agraris, memang, Indonesia perlu menjadikan pertanian sebagai tulang punggung. Ya, pertanian harus hadir untuk seluruh rakyat. Memenuhi kebutuhan rakyat secara mandiri!

Petani perlu diberdayakan. Dan, rakyat,---secara keseluruhan--kebutuhannya terpenuhi. Jika petani diberdayakan. Semua kebutuhan rakyat terpenuhi. Insha Allah, Indonesia tercinta tetap kokoh. Bahkan, makin kuat. Menatap hari ini. Juga, masa depan.

Ayo, kita berjuang di garda terdepan. Salah satunya, adalah bidang pertanian.

Dengan harapan, kebutuhan rakyat terpenuhi. Juga, meningkatkan prestasi dunia pertanian kita. Sekaligus, ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Maha Pengasih.

Syukur bahwa Sang Maha Pengasih telah memberi kita sepenggal surga. Ya, sepenggal surga bernama Indonesia yang menjelma di muka bumi ini. Indonesiaku...Merdeka!

(SYLWay; 16/8; Merdeka 76, Pelita, Makassar...)