Subhan Yusuf
Wartawan senior
Minggu, 18 Oktober 2020 20:52

"Harimau Siluman", CRC, dan Pemenang Pilwalkot Makassar

"Harimau Siluman", CRC, dan Pemenang Pilwalkot Makassar

PEMILIHAN Wali Kota (Pilwalkot) Makassar, memang seksi. Empat pasang calon adalah putra putri terbaik.

Mereka adalah Ir Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi. Pasangan dengan tagline Adama ini, dikenal punya pendukung yang sangat loyal. Kehadiran satu-satunya "srikandi" di Pilwalkot Makassar, menambah daya gedor pasangan nomor urut 1 ini. Plus sosok Rusdi Masse, yang juga ketua NasDem Sulsel.

Kedua, Munafri Arifuddin-Rahman Bando. Pasangan Appi-Rahman ini, juga dikenal punya pendukung cukup solid. Kehadiran Rahman Bando, pun dinilai punya peran penting. Sehingga, pasangan nomor urut 2 ini, disebut juga punya kans. Belum lagi keluarga Bosowa Group dan Kalla Group.

Ketiga, pasangan Dr Syamsul Rizal-dr Fadli Ananda. Pasangan nomor urut 3 ini pun termasuk saling melengkapi. Dua anak muda yang punya kemampuan yang tak diragukan. Kehadiran Ilham Arief Sirajuddin juga jadi penambah amunisi. Belum lagi, diprediksi pendukung Nurdin Abdullah yang tak lain gubernur Sulsel mengarah ke pasangan ini.

Terakhir, pasangan nomor urut 4; Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun. Pasangan ini pun saling melengkapi. Dua anak muda yang energik. Plus kekuatan keluarga Yasin Limpo dan Nurdin Halid.

Selain punya kapabilitas, kapasitas, komunitas, pun semua calon juga dikenal punya isi tas. Semua pasangan calon, disebut-sebut tajir.

Saya justru tertarik pada empat calon wakil wali kota. Mereka, begitu melengkapi sang calon wali kota. Betul-betul klop!

Tak salah jika banyak yang menilai, Pilwalkot Makassar sangat menarik. Seksi, pula! Lalu, siapa berpeluang menang?

Soal siapa berpeluang menang, kita bahas pada tulisan selanjutnya.

***

"Harimau Siluman"

Saya memilih harimau sebagai analogi. Bukan tanpa sebab. Harimau adalah salah satu penguasa rimba.

Binatang ini punya kekuatan. Kecepatan. Kelihaian bersembunyi. Juga, punya senjata mematikan; cakar dan taring, saat menyerang lawannya.

Tak ayal, jika binatang ini ditakuti. Aumannya saja, lawan-lawannya sudah menghindar.

Lalu, apa kaitan "harimau siluman" dengan Pilwalkot Makassar?

Jawabnya, karena "harimau siluman" inilah yang membalikkan kondisi Pilkada Takalar beberapa tahun lalu. Ya, faktor X ini, yang bahkan memporak-porandakan semua hasil survei, --salah satunya Celebes Reserch Centre (CRC)-- di Takalar. Yang kemudian, membalikkan kondisi. Dari impossible to be possible.

Semua orang meyakini kala itu, incumbent di Takalar adalah pemenangnya. Tapi, kehadiran "harimau siluman" mengubah segalanya.

Sebagai catatan, "harimau siluman" ini ada yang "menyeberang" ke Makassar. Hanya saja, tak sekuat di Pilkada Takalar. Sudah terpisah.

Sehingga, jika ingin memberi analogi, saya lebih suka menggunakan kekuatan gajah di Pilwalkot Makassar. Memang besar. Kuat. Bertenaga, tapi tidak berbahaya seperti "harimau siluman". Itu karena gerakan gajah bisa terlihat. Juga, mudah diantisipasi lawan. Medan pertarungan juga beda jauh.

Jadi, Pilwakot Makassar lebih pada figur, program (termasuk keberhasilan), kapabilitas calon, pengalaman, dan kemampuan mengambil hati pemilihnya. Selain itu, juga cukup berpengaruh --tapi tidak sebesar di daerah kabupaten-- adalah isi tas.

Survei CRC

Saya sudah mengenal lembaga ini. Sejak diamanahkan sebagai pimpinan media di salah satu televisi lokal di daerah ini. Sudah lama. Belasan tahun lalu, malah.

Konsistensi CRC, cukup terjaga. Itu, menurut saya. Malah, jika dibandingkan dengan lembaga nasional lainnya, CRC tak kalah. Pengalamannya begitu banyak.

Saya juga beberapa kali bertemu dengan pendirinya. Anak muda yang santun dan cerdas. Herman Heizer, namanya.

Saat melansir hasil survei Pilwalkot Makassar beberapa waktu lalu, saya mengikutinya. Karena, jujur, saya juga orang yang percaya hasil survei. Alasannya sederhana, survei itu berdasar pada hal yang bersifat ilmiah (sebagai catatan lembaga yang credible).

Grup What's up juga saya pelototi. Banyak yang mendukung. Namun, ada juga yang menyajikan data di Takalar sebagai pembanding.

Hasil survei CRC di Takalar, memang meleset. Tapi, penyebabnya sudah bisa dipahami kan? Bahwa ada kekuatan super yang saya istilahkan "harimau siluman" yang membalikkan hasil survei CRC itu.

Apalagi, "harimau-harimau siluman" itu bergerak sangat rapi. Jelang detik-detik pemilihan, malah.

Sebenarnya, masih ada lembaga survei yang menyajikan data. Menarik disimak. Hanya, jika lembaga survei merangkap sebagai konsulltan, saya kurang mendalaminya. Bukan kurang paham. Tapi, kurang tertarik!

Kesimpulannya adalah Pilwalkot Makassar, berbeda dengan Pilkada Takalar. Kekuatannya pun berbeda. Pilkada Makassar kekuatan gajah. Dan, satunya lagi kekuatan "harimau siluman". Beda kan, hehehe...(bersambung)