RAKYATKU. COM, MAKASSAR — Sinergi antara otoritas sektor keuangan dan pemerintah daerah menjadi kunci menjaga ketahanan ekonomi Sulawesi Selatan di tengah percepatan transformasi digital dan dinamika ekonomi global. Kolaborasi erat antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus diperkuat untuk memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, sekaligus memperluas akses keuangan bagi masyarakat.
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, menjelaskan bahwa koordinasi lintas lembaga telah menghasilkan sejumlah program konkret yang mendukung penguatan ekonomi daerah, mulai dari peningkatan literasi keuangan hingga perluasan layanan digital berbasis inklusi.
“Sinergi dengan Bank Indonesia dan LPS sangat penting dalam menjaga kestabilan sistem keuangan, khususnya di daerah. Kami berkomitmen memastikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tetap sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Muchlasin.
Baca Juga : OJK Dorong Inklusi Keuangan di Daerah 3T Lewat Program Gizi SPPG Talaka di Pangkep
Kinerja Stabil dan Fundamental Kuat
Sepanjang semester pertama 2025, sektor jasa keuangan di Sulsel mencatat kinerja positif di seluruh lini. Total aset industri keuangan mencapai Rp182,89 triliun, dengan penyaluran kredit tumbuh 7,89 persen (yoy) dan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di 2,61 persen.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga meningkat 4,56 persen menjadi Rp140,12 triliun, menandakan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga : Sinergi OJK dan Pemerintah Dukung Asta Cita Lewat Program Gizi dan Inklusi Ekonomi di Pangkep
Bank Indonesia Wilayah Sulsel turut memperkuat kebijakan makroprudensial dengan menekan inflasi daerah melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan memperluas digitalisasi transaksi daerah (QRIS dan SP2D online) agar sistem pembayaran semakin efisien.
Peran LPS Menjamin Kepercayaan Publik
Dukungan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga menjadi fondasi penting bagi stabilitas perbankan. LPS terus memperkuat edukasi publik terkait mekanisme penjaminan simpanan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
“Kepercayaan publik terhadap sistem keuangan adalah aset utama. Kami ingin memastikan masyarakat merasa aman menyimpan dana di bank, sehingga likuiditas sektor keuangan tetap terjaga,” ujar Muchlasin.
Digitalisasi Dorong Inklusi dan Daya Saing
Selain menjaga stabilitas, sinergi antar lembaga juga diarahkan untuk mendorong transformasi digital ekonomi daerah. Implementasi berbagai program inklusi digital seperti Bulan Inklusi Keuangan (BIK), Edukasi Keuangan Syariah, serta Gerakan Akselerasi UMKM Digital menjadi langkah nyata untuk memperluas akses keuangan hingga ke pelosok.
Baca Juga : Perempuan dan Generasi Muda Jadi Agen Literasi Keuangan di Financial Literacy Fest 2025
Dengan semakin masifnya penggunaan layanan digital seperti mobile banking, e-wallet, dan QRIS, masyarakat kini menikmati kemudahan dalam bertransaksi dan mengelola keuangan. Hal ini diyakini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi baru berbasis teknologi di Sulsel.
Outlook Ekonomi Sulsel Tetap Positif
OJK menilai prospek ekonomi Sulsel pada semester kedua 2025 tetap positif. Didukung oleh fondasi perbankan yang sehat, ekspansi fintech dan perbankan syariah, serta penguatan koordinasi lintas sektor, Sulawesi Selatan diproyeksikan menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Kawasan Timur Indonesia.
Baca Juga : OJK Dorong Literasi Keuangan Lewat Financial Literacy Fest 2025 Bersama Jurnalis Perempuan Makassar
“Kami optimistis Sulsel mampu menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, tata kelola yang baik, dan inovasi berkelanjutan,” pungkas Muchlasin.
Dengan fondasi keuangan yang solid dan kolaborasi lintas lembaga yang semakin erat, Sulawesi Selatan kini berada di jalur yang tepat menuju ekonomi modern yang tangguh, inklusif, dan berbasis digital.
