RAKYATKU.COM, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf/Badan Ekraf) resmi meluncurkan Infinity Hackathon OJK–Ekraf 2025, sebuah ajang inovasi digital yang bertujuan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional melalui teknologi blockchain dan Web3.
Acara peluncuran yang berlangsung di Pusat Inovasi OJK Infinity, Jakarta, ini mengusung tema “Akselerasi Ekonomi Kreatif melalui Inovasi Digital dan Desentralisasi.” Program ini menjadi tonggak kolaborasi strategis antara regulator, pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas dalam mempercepat transformasi ekonomi kreatif Indonesia.
Transformasi Digital sebagai Game Changer
Baca Juga : LPS FinLab 2025 Dorong Generasi Muda Makassar Melek Keuangan dan Percaya Diri Menabung di Bank
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menegaskan pentingnya momentum hackathon sebagai pemicu lahirnya inovasi baru di sektor ekonomi kreatif.
“Transformasi digital akan menjadi game changer yang berpotensi mempercepat pertumbuhan sektor ekonomi kreatif nasional kita ke depannya,” ujar Hasan dalam sambutannya.
Hasan juga menekankan pentingnya pemerataan manfaat ekosistem digital ke seluruh wilayah Indonesia. OJK dan Kementerian Ekraf berkomitmen mengembangkan empat program unggulan: pengembangan skema pendanaan, penyelenggaraan kompetisi, digitalisasi industri kreatif, serta penyediaan sarana komunikasi inovatif.
Baca Juga : Pasar Modal Makin Diminati, CMSE 2025 Pecahkan Rekor Pengunjung Hingga 11.682 Orang
Pembiayaan Berbasis Kekayaan Intelektual
Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekraf/Badan Ekraf Muhammad Neil El Himam mengapresiasi dukungan OJK dalam penyelenggaraan hackathon ini.
“Ekonomi kreatif menurut data BPS tahun 2024 menyumbang miliaran dolar terhadap PDB. Pertumbuhan tercepat ada pada sektor digital, game, teknologi baru, dan musik,” jelas Neil.
Baca Juga : OJK Dorong Inklusi Keuangan di Daerah 3T Lewat Program Gizi SPPG Talaka di Pangkep
Ia optimistis, program hackathon dapat menjadi jembatan mewujudkan pembiayaan berbasis kekayaan intelektual serta membantu kreator mengelola dan mendistribusikan royalti secara transparan.
Blockchain & Web3 Jadi Pilar Inovasi
Teknologi blockchain dinilai membuka peluang baru dalam transparansi, keamanan, dan audit digital bagi sektor kreatif. Namun, adopsinya masih menghadapi tantangan teknis dan regulasi seperti integritas data, perlindungan hak cipta, dan kepatuhan hukum.
Baca Juga : Sinergi OJK dan Pemerintah Dukung Asta Cita Lewat Program Gizi dan Inklusi Ekonomi di Pangkep
Melalui hackathon ini, OJK dan Kementerian Ekraf memberikan ruang bagi komunitas dan pelaku industri untuk menciptakan solusi blockchain yang inovatif dan berdampak nyata.
Infinity Hackathon OJK–Ekraf 2025 mengusung lima subtema utama:
Digital Rights & Authentication — Verifikasi hak cipta dan kepemilikan digital karya kreatif.
Transparent Creative Supply Chain — Transparansi dan keterlacakan produk kreatif dari produksi hingga distribusi.
DeFi for Creative Economy — Akses pembiayaan terdesentralisasi (DeFi) untuk kreator.
NFT-Powered Creativity — Model bisnis baru berbasis NFT untuk monetisasi karya.
Game-Fi: Play-to-Earn & Beyond — Integrasi DeFi dan NFT untuk menciptakan peluang ekonomi baru dalam industri game.
Kolaborasi Pentahelix Perkuat Ekosistem
Peluncuran ini turut dihadiri Deputi Komisioner OJK Luthfy Zain Fuady, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan IAKD OJK Djoko Kurnijanto, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Ludy Arlianto, serta perwakilan dari Kementerian Ekraf dan Asosiasi Blockchain Indonesia.
Program hackathon menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor dengan konsep Pentahelix, menggabungkan peran regulator, pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas dalam satu ekosistem inovasi.
Menuju Ekonomi Kreatif Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan
Melalui Infinity Hackathon 2025, OJK dan Kementerian Ekraf berharap dapat mempercepat transformasi digital, memperkuat sinergi antara teknologi dan kreativitas, serta membuka peluang ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan di era desentralisasi.
