Kamis, 25 September 2025 15:42

Kota Makassar Siap Menuju Kota Bebas Kabel

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kota Makassar Siap Menuju Kota Bebas Kabel

"Dengan infrastruktur ini, Makassar tidak hanya menata kabel udara, tetapi juga menyiapkan jalur transportasi data yang andal untuk kebutuhan digital masa depan,"

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemkot Makassar terus memperkuat komitmen dalam menata infrastruktur kota agar lebih rapi, aman, dan modern. 

Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus adalah desain perencanaan ducting untuk Proyek Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT), sebuah sistem yang akan menata seluruh jaringan utilitas seperti kabel listrik, telekomunikasi, dan pipa agar terintegrasi di bawah tanah. Nantinya ada 16 ruas jalan. Upaya ini dibahas dalam rapat koordinasi bersama PT Tiga Permata Bersinar yang digelar di Kantor Balai Kota Makassar, Kamis (25/9/2025). 

Melalui perencanaan ducting SJUT ini, Pemkot Makassar menargetkan terciptanya kota yang tertata, minim gangguan kabel udara, serta mendukung wajah perkotaan yang lebih estetis dan ramah investasi di masa depan.

Baca Juga : Wali Kota dan Bunda PAUD Serahkan Hadiah Lomba Mewarnai Anak Semarak HAN 2025

"Perencanaan untuk kerja sama pemerintah kota harus jelas. Menurut saya, perlu ada batas minimal berapa ruas agar program ini berkelanjutan. Kalau menyanggupi, kami akan menggandeng provider dan investor lain untuk membangun di ruas lainnya," ujar Munafri, saat memimpin rapat koordinasi.

Program SJUT merupakan langkah strategis Pemerintah Kota Makassar untuk menata jaringan utilitas, seperti kabel listrik dan telekomunikasi, agar terintegrasi di bawah tanah. Upaya ini diharapkan menjadikan Makassar lebih rapi, aman, dan modern. Menurutnya, keterlibatan banyak pihak akan mempercepat progres pembangunan sekaligus menjaga keindahan kota.

"Dengan begitu, proyek ini bisa diselesaikan secara bersamaan. Relawan di lapangan juga harus turun untuk menambah estetika kota dan berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD)," jelasnya.

Baca Juga : Pemkot Makassar Siapkan Kuota Sekolah Unggulan untuk Siswa Kurang Mampu

PT Tiga Permata Bersinar memaparkan rencana teknis pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) atau ducting sharing yang akan mulai dikerjakan awal tahun 2026. Proyek ini mencakup enam ruas jalan utama Kota Makassar, dengan desain khusus yang mengintegrasikan jalur kabel optik berbagai provider ke dalam satu jaringan bawah tanah.

Komisaris PT Tiga Permata Bersinar, Ricky Fandi, menjelaskan bahwa tahap awal pembangunan akan meliputi Jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Haji Bau, Jalan Sultan Hasanuddin, dan beberapa ruas strategis lainnya.

"Insya Allah, awal tahun nanti kami mulai pelaksanaan. Untuk tahap pertama, ada enam ruas jalan. Semua desain sudah kami siapkan," kata Ricky saat presentasi.

Baca Juga : Walikota Munafri Support PIMNAS 2025 yang Akan Diselenggarakan di Unhas Makassar

Ricky memaparkan, di setiap ruas akan dipasang tiga jalur pipa dengan fungsi berbeda. Akses – jalur distribusi ke pelanggan operator. Kemudian, Backbone (tulang punggung) – jalur utama yang dapat disewa oleh provider. Serta, distribusi – jalur pendukung untuk jaringan internal.

Misalnya, di Jalan Boulevard, misalnya, ducting sharing akan ditempatkan berdampingan dengan pipa PDAM. Galian dilakukan tiap 50 meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. 

"Teknik yang dipakai flinching, sehingga tidak merusak seluruh badan jalan, hanya sebatas area galian," ujarnya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar, Kapolrestabes dan Dandim Turun Langsung ke TKP Perang Kelompok

Untuk Jalan Pengayoman, konsepnya serupa. Sementara di Jalan Haji Bau, hasil survei menemukan sejumlah pipa PDAM yang tidak terdokumentasi. 

"Kami minta pendampingan agar jika terjadi kebocoran pipa, bisa segera ditangani," tambah Ricky.

Di Jalan Sultan Hasanuddin, tantangan lebih berat karena keberadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang posisinya sejajar dengan rencana galian ducting.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

"Ini perlu pengawasan ketat agar pelaksanaannya aman," jelasnya.

Setiap 50 meter akan dipasang handhole atau manhole yang dilengkapi pipa HDPE berdiameter 6 inci, berisi mikroduct tiga jalur. Desain ini diproyeksikan mampu menampung kebutuhan jaringan hingga 5–6 tahun ke depan.

Ia menambahkan, pusat kendali jaringan akan dikelola melalui Network Operation Center (NOC) milik PT Tiga Permata Bersinar dan provider terkait.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

"Dengan sistem ini, gangguan jaringan bisa terdeteksi cepat, sekaligus memudahkan identifikasi provider mana yang perlu penanganan," paparnya.

Ricky juga menyampaikan, pihaknya telah berkomunikasi dengan PLN untuk mengintegrasikan jaringan listrik agar tidak terjadi tumpang tindih. Namun, prosesnya diperkirakan lebih lama karena PLN memiliki banyak jalur kabel eksisting.

"PLN masih membahas anggarannya. Kami sudah siapkan jalurnya, tinggal menunggu kesiapan mereka," jelasnya.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

Pembangunan ini akan dikoordinasikan bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan dinas teknis lain agar standar desain, kedalaman, dan titik galian sesuai aturan serta tidak mengganggu infrastruktur eksisting.

Dengan perencanaan ini, Makassar menargetkan kota bebas kabel udara sekaligus meningkatkan estetika dan pendapatan asli daerah (PAD).

"Kami optimistis banyak provider telekomunikasi yang akan memanfaatkan jalur ini," tutur Ricky.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

Ricky Fandi, menegaskan bahwa pembangunan ducting sharing di Kota Makassar akan menjadi fondasi utama menuju smart city. 

Melalui infrastruktur bawah tanah ini, seluruh jaringan kabel udara yang selama ini menumpuk di tiang akan dipindahkan, menciptakan tata kota yang lebih rapi dan aman.

"Skema ini kami sebut sebagai jalan tol menuju smart city. Dasar awalnya adalah membangun infrastruktur bawah tanah agar tidak ada lagi kabel udara yang semrawut," ujar Ricky dalam pemaparan rencana investasi.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

Menurutnya, saat ini sejumlah provider besar, termasuk penyedia layanan luar negeri, sudah menunjukkan minat tinggi untuk bergabung. 

Provider-provider yang selama ini menumpang di tiang milik pihak lain akan diarahkan untuk masuk ke jalur ducting. 

"Mereka siap berinvestasi karena proyek ini salah satu yang terbesar di Indonesia," jelasnya lagi.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

Ricky menilai, keberhasilan program sangat ditentukan oleh skema kerja sama yang tepat. Maka Pemerintah kota harus menjadi pihak penyedia infrastruktur agar potensi retribusi bisa maksimal.

Berdasarkan perhitungan awal, investasi tahap pertama yang mencakup enam ruas jalan sepanjang sekitar 15 kilometer diperkirakan menelan biaya sekitar Rp33,4 miliar, atau setara Rp2,1 miliar per kilometer (sekitar Rp2,1 juta per meter).

"Angka ini masih estimasi. Bisa naik atau turun tergantung metode galian dan material yang digunakan. Ada dua opsi, teknik flinching yang minim galian, atau boring yang langsung memasukkan pipa," kata Ricky.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

Ia memaparkan, setiap tiang ducting sharing akan menampung maksimal tiga hingga empat provider untuk menjaga kerapian dan kapasitas jaringan.

"Kalau dibatasi tiga provider saja, potensi PAD kita akan turun. Makanya, mekanisme ke depan akan dibahas bersama para operator agar kebutuhan semua pihak terpenuhi," terangnya.

Proyek ducting sharing ini diharapkan menjadi tulang punggung transformasi Makassar menuju kota cerdas. Dengan seluruh jaringan kabel dan fiber optik berada di bawah tanah, tata ruang kota akan lebih tertib, estetis, dan aman.

Baca Juga : 153 Kelurahan di Kota Makassar Miliki Koperasi Merah Putih

"Dengan infrastruktur ini, Makassar tidak hanya menata kabel udara, tetapi juga menyiapkan jalur transportasi data yang andal untuk kebutuhan digital masa depan," tutup Ricky.

#Munafri Arifuddin