Jumat, 15 Agustus 2025 14:22

Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Melambat, OJK: Perbankan Tetap Tunjukkan Fundamental Kuat

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala OJK Sulselbar Moch. Muchlasin
Kepala OJK Sulselbar Moch. Muchlasin

Perekonomian Sulawesi Selatan tumbuh 4,94% pada Q2 2025, di bawah rata-rata nasional. OJK mencatat perbankan tetap solid dengan aset Rp207,33 triliun, NPL rendah 2,99%, dan LDR tinggi 120,30%.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR– Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II 2025 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dibanding rata-rata nasional 5,12 persen. Perlambatan ini menandai penurunan dari capaian triwulan sebelumnya yang mencapai 5,35 persen (yoy), terutama akibat kontraksi di sektor perdagangan dan perlambatan pada industri pengolahan.

Meski demikian, sektor perikanan, pertanian, serta konstruksi masih menjadi penopang utama pertumbuhan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Sulsel tercatat naik menjadi Rp63,07 juta, sementara tingkat kemiskinan menurun menjadi 8,16 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan tren positif di angka 70,6 poin, salah satu yang tertinggi di Kawasan Timur Indonesia.

Dari sisi ketimpangan, rasio gini Sulsel tercatat stabil di level 0,365, sejalan dengan tren penurunan kesenjangan nasional.

Baca Juga : Kredit Produktif Jadi Penopang Ekonomi Sulsel, OJK: Perbankan Harus Perkuat UMKM

Perbankan Tetap Tumbuh Moderat

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, MMoch. Muchlasin mencatat, hingga Juni 2025, kinerja perbankan masih dalam kondisi positif meski tumbuh lebih moderat dibanding tahun lalu.

Total aset perbankan naik menjadi Rp207,33 triliun, tumbuh 5,90 persen yoy.

Baca Juga : Ekonomi Sulsel Tumbuh 4,94 Persen, OJK: Perbankan Harus Dorong Pemerataan

Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp141,69 triliun, tumbuh 7,73 persen yoy.

Kredit yang disalurkan mencapai Rp167,47 triliun, tumbuh 3,89 persen yoy.

Dari sisi kualitas, rasio kredit bermasalah (NPL) masih terkendali di level 2,99 persen, jauh di bawah ambang batas 5 persen. Namun, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat tinggi di angka 120,30 persen, menunjukkan ekspansi kredit yang agresif meski dibayangi potensi risiko likuiditas.

Baca Juga : NPL Terkendali, OJK Sulselbar Optimistis Fungsi Intermediasi Bank Terjaga

Kredit Produktif Masih Dominan

Struktur kredit di Sulsel masih didominasi kredit produktif sebesar Rp90,04 triliun (53,77 persen), dengan NPL 4,07 persen. Sementara kredit konsumtif tercatat sebesar Rp77,42 triliun (46,23 persen) dengan NPL lebih rendah di angka 1,73 persen.

Beberapa sektor penyumbang terbesar penyaluran kredit meliputi:

Baca Juga : Perbankan Sulsel Catat Pertumbuhan Moderat, LDR Capai 120 Persen

Perdagangan besar & eceran Rp38,44 triliun,

Pertanian, perikanan, kehutanan Rp21,84 triliun,

Industri pengolahan Rp7,47 triliun,

Baca Juga : OJK dan Komisi XI DPR RI Perkuat Sinergi Dorong Akses Pembiayaan UMKM di Sulawesi Selatan

Konstruksi Rp5,43 triliun.

OJK: Fundamental Perbankan Masih Solid

Muchlasin menegaskan, perlambatan ekonomi regional tidak serta merta melemahkan fundamental perbankan di Sulsel.

Baca Juga : OJK dan Komisi XI DPR RI Perkuat Sinergi Dorong Akses Pembiayaan UMKM di Sulawesi Selatan

“Pertumbuhan memang lebih moderat, tapi kualitas kredit terjaga dan DPK menunjukkan tren positif. Artinya fungsi intermediasi tetap berjalan baik dan perbankan masih menjadi penopang utama perekonomian Sulawesi Selatan,” jelasnya.

Dengan daya tahan industri keuangan ini, OJK optimistis Sulawesi Selatan dapat menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, sekaligus memperkuat peran perbankan sebagai motor penggerak ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.

#Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan #OJK Sulsel #perbankan Sulsel #kredit produktif #Dana Pihak Ketiga #aset perbankan #NPL #LDR #perekonomian KTI #Otoritas Jasa Keuangan #Kepala OJK sulselbar #Moch. Muchlasin