RAKYATKU.COM, MAKASSAR– Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II 2025 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dibanding rata-rata nasional 5,12 persen. Perlambatan ini menandai penurunan dari capaian triwulan sebelumnya yang mencapai 5,35 persen (yoy), terutama akibat kontraksi di sektor perdagangan dan perlambatan pada industri pengolahan.
Meski demikian, sektor perikanan, pertanian, serta konstruksi masih menjadi penopang utama pertumbuhan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Sulsel tercatat naik menjadi Rp63,07 juta, sementara tingkat kemiskinan menurun menjadi 8,16 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan tren positif di angka 70,6 poin, salah satu yang tertinggi di Kawasan Timur Indonesia.
Dari sisi ketimpangan, rasio gini Sulsel tercatat stabil di level 0,365, sejalan dengan tren penurunan kesenjangan nasional.
Baca Juga : Kredit Produktif Jadi Penopang Ekonomi Sulsel, OJK: Perbankan Harus Perkuat UMKM
Perbankan Tetap Tumbuh Moderat
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, MMoch. Muchlasin mencatat, hingga Juni 2025, kinerja perbankan masih dalam kondisi positif meski tumbuh lebih moderat dibanding tahun lalu.
Total aset perbankan naik menjadi Rp207,33 triliun, tumbuh 5,90 persen yoy.
Baca Juga : Ekonomi Sulsel Tumbuh 4,94 Persen, OJK: Perbankan Harus Dorong Pemerataan
Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp141,69 triliun, tumbuh 7,73 persen yoy.
Kredit yang disalurkan mencapai Rp167,47 triliun, tumbuh 3,89 persen yoy.
Dari sisi kualitas, rasio kredit bermasalah (NPL) masih terkendali di level 2,99 persen, jauh di bawah ambang batas 5 persen. Namun, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat tinggi di angka 120,30 persen, menunjukkan ekspansi kredit yang agresif meski dibayangi potensi risiko likuiditas.
Baca Juga : NPL Terkendali, OJK Sulselbar Optimistis Fungsi Intermediasi Bank Terjaga
Kredit Produktif Masih Dominan
Struktur kredit di Sulsel masih didominasi kredit produktif sebesar Rp90,04 triliun (53,77 persen), dengan NPL 4,07 persen. Sementara kredit konsumtif tercatat sebesar Rp77,42 triliun (46,23 persen) dengan NPL lebih rendah di angka 1,73 persen.
Beberapa sektor penyumbang terbesar penyaluran kredit meliputi:
Baca Juga : Perbankan Sulsel Catat Pertumbuhan Moderat, LDR Capai 120 Persen
Perdagangan besar & eceran Rp38,44 triliun,
Pertanian, perikanan, kehutanan Rp21,84 triliun,
Industri pengolahan Rp7,47 triliun,
Baca Juga : OJK dan Komisi XI DPR RI Perkuat Sinergi Dorong Akses Pembiayaan UMKM di Sulawesi Selatan
Konstruksi Rp5,43 triliun.
OJK: Fundamental Perbankan Masih Solid
Muchlasin menegaskan, perlambatan ekonomi regional tidak serta merta melemahkan fundamental perbankan di Sulsel.
Baca Juga : OJK dan Komisi XI DPR RI Perkuat Sinergi Dorong Akses Pembiayaan UMKM di Sulawesi Selatan
“Pertumbuhan memang lebih moderat, tapi kualitas kredit terjaga dan DPK menunjukkan tren positif. Artinya fungsi intermediasi tetap berjalan baik dan perbankan masih menjadi penopang utama perekonomian Sulawesi Selatan,” jelasnya.
Dengan daya tahan industri keuangan ini, OJK optimistis Sulawesi Selatan dapat menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, sekaligus memperkuat peran perbankan sebagai motor penggerak ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.