Kamis, 14 Agustus 2025 20:59

Walikota Makassar Munafri Dorong Keragaman Budaya Menjadi Perekat Persatuan

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Walikota Makassar Munafri Dorong Keragaman Budaya Menjadi Perekat Persatuan

Appi mendorong integrasi nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum pendidikan dasar, memperkenalkan aksara Lontara, corak kain sutra Bugis-Makassar, hingga mendorong setiap kantor pemerintahan dan sekolah menampilkan identitas budaya lokal.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemkot Makassar menggelar Festival Bulan Budaya Kota Makassar 2025 bertajuk “Makassar Mulia, Makassar Berbudaya” di Museum Kota Makassar, Kamis (14/8). Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Budaya Kota Makassar ke-7 serta menjadi bagian dari rangkaian HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin hadir membuka perayaan dengan mengenakan jas tutup adat Bugis Makassar. Ia menendang bola takrow sebagai simbolisasi dimulainya perayaan Bulan Budaya dan Karnaval secara resmi. 

Munafri menyampaikan Festival Bulan Budaya Kota Makassar akan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Makassar yang jatuh di setiap tanggal 1 April. 

Baca Juga : Pemkot Makassar Hadiahkan Liburan ke Bali untuk Anggota Paskibraka 2025

“Di setiap tanggal 1 April kami akan memperingati Hari Kebudayaan di Kota Makassar dengan berbagai macam acara yang akan kami buat. Lalu untuk puncaknya, kami mengikuti peringatan Hari Budaya secara nasional pada tanggal 17 Oktober,” kata Munafri.

Sejalan dengan keinginannya untuk memperkuat dan memperkaya wawasan kebudayaan masyarakat Kota Makassar, Appi meminta Dinas Kebudayaan mengadakan kegiatan budaya selama sebulan menuju Hari Kebudayaan Nasional. 

“Saya mau menuju ke-17 Oktober, dari 17 September sampai 17 Oktober, 1 bulan penuh kegiatan budaya harus ada di Kota Makassar dan menjadi event tetap untuk bisa menghadirkan seluruh masyarakat dan bisa turut hadir menyaksikan,” tambahnya. 

Baca Juga : Wali Kota dan Wakil Wali Wota Makassar Kompak Hadiri Festival Warga Kokolojia Merdeka

Munafri menekankan bahwa budaya, khususnya di Kota Makassar tidak boleh hanya sebatas seni pertunjukan, tetapi harus menjadi karakter dalam kehidupan masyarakat. Ia mendorong integrasi nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum pendidikan dasar, memperkenalkan aksara Lontara, corak kain sutra Bugis-Makassar, hingga mendorong setiap kantor pemerintahan dan sekolah menampilkan identitas budaya lokal.

“Pada festival ini, kita tidak menonjolkan ragam budaya sebagai perbedaan, namun sebaliknya menjadikan perbedaan sebagai perekat persatuan” tegasnya.

#Munafri Arifuddin