RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Dalam upaya memperkuat peran sebagai community protector dan membendung peredaran narkotika lintas negara, Bea Cukai Makassar bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan dan BNN Provinsi Sulawesi Selatan sukses mengungkap empat kasus penyelundupan narkotika jaringan internasional melalui operasi gabungan (joint analysis dan joint operation).
Operasi strategis tersebut menghasilkan penangkapan delapan tersangka dan penyitaan barang bukti narkotika jenis Methamphetamine (sabu) seberat total bruto ±2.024 gram dengan nilai taksiran mencapai Rp2,42 miliar.
Terbongkar dari Jalur Udara Internasional
Kepala Kanwil DJBC Sulawesi Bagian Selatan, Djaka Kusmartata, menjelaskan bahwa penindakan bermula dari hasil analisis intelijen Bea Cukai Makassar terhadap penumpang penerbangan internasional rute Kuala Lumpur (KUL) – Makassar (UPG). Empat orang penumpang teridentifikasi membawa narkotika berdasarkan profiling mendalam terhadap penerbangan Air Asia (AK 334) dan Malaysia Airlines (MH 847).
“Dari hasil pemeriksaan badan dan barang bawaan, kami menemukan metode penyelundupan yang cukup canggih, yakni dengan teknik body strapping dan false concealment di pakaian dalam dan sepatu,” ujar Djaka.
Berikut rincian empat kasus penindakan awal:
23 Mei 2025 – Sabu seberat 342 gram disita dari pelaku VH (perempuan). Barang bukti disembunyikan di dada dan dibungkus pembalut dalam pakaian dalam.
27 Mei 2025 – Sabu seberat ±1.042 gram dari pelaku KT (perempuan), disembunyikan dengan metode serupa.
14 Juni 2025 – Sabu 350 gram ditemukan pada pelaku H (perempuan), disimpan di pakaian dalam dan sepatu.
14 Juni 2025 – Sabu ±290 gram dari pelaku S (perempuan), juga disimpan di pembalut dan sepatu.
Seluruh barang bukti telah diserahterimakan ke BNN Provinsi Sulawesi Selatan untuk pengembangan lebih lanjut.
Pengembangan: Controlled Delivery dan Penangkapan Tambahan
Hasil pengembangan bersama melalui metode controlled delivery mengantarkan tim gabungan ke dua kota tujuan pengiriman, yakni Kota Kendari (Sulawesi Tenggara) dan Makassar. Operasi lanjutan ini melibatkan Bea Cukai Kendari dan berhasil mengamankan empat pelaku tambahan dengan inisial M, SR (perempuan), serta AN, JS (laki-laki).
Dengan demikian, total 8 pelaku berhasil diamankan dalam operasi ini. Seluruh tersangka dijerat dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan kini dalam proses hukum lanjutan.
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa sinergi antarinstansi sangat efektif dalam menekan peredaran narkotika. Tidak hanya menindak kurir, tapi juga menyasar jaringan penerima,” tambah Djaka.
Komitmen Bersama Lawan Narkoba
Keberhasilan pengungkapan ini diperkirakan menyelamatkan lebih dari 10.000 jiwa dari dampak penyalahgunaan narkotika. Capaian ini menegaskan komitmen Bea Cukai dalam mendukung agenda besar nasional dalam penanggulangan kejahatan lintas negara.
“Kami mengucapkan terima kasih atas sinergi kuat dari BNN Sulsel, POLRI, dan seluruh elemen masyarakat. Ini adalah bagian dari kontribusi Bea Cukai dalam mendukung ASTA CITA ke-7 Presiden RI menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Djaka.
Masyarakat Diminta Aktif Berperan
Kepala Bea Cukai Makassar, Ade, menegaskan bahwa pemberantasan narkoba adalah tugas bersama. Bea Cukai tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadapi kejahatan transnasional yang semakin kompleks.
“Sinergi adalah kunci. Kami terus tingkatkan kapasitas SDM, pemanfaatan teknologi informasi, serta kerja sama dengan seluruh stakeholder untuk mempersempit ruang gerak jaringan narkoba internasional,” pungkasnya.
Bea Cukai mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif, meningkatkan kewaspadaan, dan segera melapor apabila menemukan aktivitas mencurigakan yang berpotensi terkait peredaran narkotika.
