RAKYATKU.COM, MAKASSAR - EIGER Adventure berkolaborasi dengan pengelola Bulu’ Baria, gunung dengan ketinggian 2.730 Mdpl yang berlokasi di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Kolaborasi ini diresmikan di toko flagship EIGER Adventure Jalan Andi Djemma Makassar pada Jumat (28/6/2024). Bulu’ Baria menjadi gunung kedua yang diadopsi oleh EIGER, setelah Gunung Kembang yang berada di Wonosobo, Jawa Tengah juga telah dikenal sebagai gunung terbersih di Pulau Jawa.
Jason Edward Wuysang, Business Director EIGER Adventure menyebut kolaborasi dan dukungan EIGER untuk Bulu’ Baria sejalan dengan nilai yang dijaga dan dipertahankan EIGER selama 35 tahun yakni inovasi, alam dan manusia. Inovasi-inovasi yang dilakukan EIGER diharapkan bisa memberikan dampak langsung bagi alam dan juga manusianya.
Baca Juga : Bupati Gowa Resmikan Renovasi Gedung SDI Sorobaya
“Bulu’ Baria sudah menunjukkan pada kita bahwa di Sulawesi ada gunung terbersih dan bebas sampah. Bagaimana komitmen ini terus dijaga oleh segenap warga desa dan pengelola juga tetua adat dari Desa Manimbahoi. EIGER mengucapkan terima kasih sudah diberikan kesempatan untuk bersama ikut menjaga Bulu’ Baria. Agar semakin banyak lagi gunung di Indonesia yang bisa kita nikmati keindahannya, tanpa ada sampah dari mulai pos registrasi hingga ke puncaknya,” ungkap Jason.
Komaruddin, Kepala Desa Manimbahoi mengaku tak menyangka apa yang telah dilakukan oleh warga desa untuk jaga lingkungan Bulu’ Baria berdampak positif bagi alam juga manusianya.
Dikatakan, awalnya kali jalur Bulu’ Baria via Manimbahoi dibuka pada 2021. Banyak pro dan kontra dari para pendaki. Mereka mengeluhkan aturan yang cukup ketat khususnya terhadap sampah dan logistik yang jadi tanggung jawab pendaki.
Baca Juga : Pemkab Gowa Targetkan Nol Persen Miskin Ekstrem dalam 100 Hari Kerja
“Awalnya banyak yang mengeluhkan namun akhirnya para pendaki yang datang ke Bulu’ Baria mengatakan bahwa gunung ini bersih sekali. Bersih itu enak. Bulu’ Baria adalah gunung terbersih di Sulawesi,” ungkap Komaruddin.
Aturan tertulis untuk menjaga Bulu’ Baria tetap bersih dan bebas sampah dimulai dari pos registrasi. Dari Dusun Pattiro, Desa Manimbahoi setiap pendaki yang akan menuju puncak Bulu’ Baria dilakukan pemeriksaan perbekalan, peralatan keamanan juga memindahkan perbekalannya ke dalam wadah yang telah disiapkan oleh pengelola.
“Perbekalan yang bisa dipindahkan ke wadah plastik, kami sudah menyiapkan wadahnya. Bisa digunakan oleh para pendaki sebagai fasilitas. Lalu apa yang bisa menjadi sampah sekali pakai dicatat dan harus dibawa turun lagi di perjalanan pulang. Kalau hilang satu sampahnya, bakal ada denda. Kemudian dalam satu tahun, Bulu’ Baria akan ditutup di Januari hingga Maret saat puncak musim hujan. Untuk perawatan ekosistem dan mengembalikan kondisi alamnya, kini Bulu’ Baria dikenal sebagai gunung bebas sampah di Sulawesi," ujarnya.
Baca Juga : Pemkab Gowa Launching Program "Ayo Mengaji" di Seluruh Sekolah
Dalam kesempatan ini, pihak EIGER Adventure juga memberikan memberikan beberapa bantuan kepada pengelola Bulu’ Baria. Beberapa perlengkapan yang diserahkan secara simbolis seperti alat komunikasi dan alas rescue.