Jumat, 12 April 2024 11:48
Editor : Editor

 

 

MAKASSAR - Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP) kembali menegaskan, penetapan calon usungan pada Pemilihan Kepala Daerah di Sulsel dan posisi pimpinan dewan dilakukan tanpa mahar politik.

Hal tersebut ia tegaskan usai menghadiri Open House Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2024 malam.

Baca Juga : Tim Hukum Golkar Sulsel Ikuti Bimtek Hukum Acara PHP yang Diselenggarakan MK

Taufan Pawe mengatakan, dibawah kepemimpinannya, proses usungan cakada Golkar dan posisi pimpinan dewan secara trasnparan dan akuntabel.

 

Sehingga dirinya menegaskan, para bakal calon dan legislatif terpilih untuk tidak percaya 'makelar' yang menjanjikan posisi tertentu namun menggunakan mahar politik.

"Saya tegaskan penetapan cakada usungan Golkar atau penempatan posisi pimpinan dewan dilakukan tanpa mahar politik. Lapor saya jika ada minta bayar-bayaran," tegas Taufan Pawe kepada media.

Baca Juga : DPD II Golkar Palopo Sepakat Ganti Ketua DPRD

Mantan Wali Kota Parepare dua periode ini menjelaskan, semua DPD II menjaring sendiri siapa saja Cakada yang dijagokan di daerah masing-masing. Dalam menentukan Cakada, Golkar tetap mempertimbangkan hasil survei.

Pada dasarnya, Partai Golkar tetap memprioritaskan kader. Jikalau ada figur eksternal, penjaringannya harus transparan dan akuntabel.

"Nantinya saya buatkan matriks di depan ketua umum (Airlangga Hartarto) bahwa ini yang layak. Karena persoalan layak dalam Pilkada, bukan hanya kesiapan lahirnya mau jadi bupati, mau jadi walikota, tetapi harus ada kesiapannya. Harus lahir batin," tuturnya.

Baca Juga : Ketua Golkar Sulsel Tolak Keras Isu Munaslub, Tegaskan Solid untuk Airlangga Hartarto

Dirinya kembali menegaskan, jika dirinya ingin menciptakan iklim Pilkada di Sulsel dan proses berorganisasi di Golkar Sulel secara transparan dan akuntabel.

"Saya ingin menghadirkan dan menciptakan transparansi dalam Pilkada. Jadi tidak ada istilah mahar, tidak ada istilah bayar-bayar. Apalagi biasanya untuk menentukan saja pimpinan DPRD kabupaten/kota, terkadang harus dengan pendekatan-pendekatan pragmatis," tegasnya.

Penulis : Hasrul Nawir