RAKYATKU.COM, JAKARTA — Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional menjadi momentum untuk terus berkomitmen mengampanyekan betapa pentingnya penerapan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
PT Vale Indonesia sangat consern terkait penerapan tersebut dengan turut andil berkontribusi dalam menciptakan suasana kerja aman dan selamat untuk keberlanjutan.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) PT Vale, Adriansyah Chaniago, saat menjadi pembicara pada Mining Executive Talk bertajuk Unlocking the Power of Digitalization to Boost Safety and Sustainability di The Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Kegiatan ini diselenggarakan Majalah Tambang berkolaborasi PT XL Axiata sebagai rangkaian dari peringatan Bulan K3 Nasional 2024. Direktur Utama Majalah Tambang, Atep Abdu Rofiq; Chief Enterprise dan SME Official XL Axiata, Feby Sallyanto; serta Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdardi hadir, sebagai pembicara.
Adriansyah mengatakan pembahasan tentang safety (keselamatan) dan sustainabalilty (keberlanjutan) teknologi dan digitalisasi merupakan suatu keniscayaan saat ini.
"Kita harus bisa ikut menyertakan itu untuk meningkatkan aspek safety dan sustainability. Namun demikian, peningkatan harus kita lihat bukan dari sisi biaya, kita lihat dari sisi revenue. Jadi, digitalisasi bisa digunakan sebagai suatu investasi yang ke depannya akan safety dan sustainability dan akhirnya tentu juga dengan bisnis itu sendiri,” katanya.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
Dalam penerapan soal keselamatan dalam bekerja, kata Adriansyah, PT Vale menerapkan prinsip Belajar Bersama untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan.
"Jadi, kami tuangkan menjadi beberapa perilaku, fokus utama keselamatan dan keberlanjutan. Kami tuangkan secara detail ke Key Perfomance Indicator (KPI) seluruh personel PT Vale, baik manajemen maupun tim kerja. Ini direviu setiap enam bulan, terutama keselamatan dan pengelolaan risiko dan ada juga kampanye HomeSafe," ujarnya.
Adriansyah mengungkapkan PT Vale juga telah mengimplementasikan teknologi untuk aspek keselamatan sebagai cara meminimalkan tingkat kecelakaan. Salah satu metode untuk menganalisis risiko yang telah dilakukan, yakni dengan menggunakan metode bow tie.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
"Kami coba petakan faktor-faktor kecelakaan kerja, yakni karena mengantuk, overspeed yaitu melebihi kecepatan dari yang ditetapkan, dan faktor karena interaksi dengan alat berat," ucapnya.
Tak hanya itu, implementasi standar keselamatan baru untuk alat transportasi karyawan juga dilakukan. Termasuk menyediakan Closed Circuit Television (CCTV) atau kamera pengawas, dust camera, kamera sensor mundur, kamera sensor depan, dan fatigue detection.
"Fatigue detection sangat penting karena kita beroperasi tiga sif selama 24 jam tidak berhenti. Ada poin-poin di mana manajemen tidak hadir. Bahkan, ada sub-manager yang tidak ada di sana. Kita banyak pakai teknologi, bagaimana fatigue management bisa meng-alert driver yang mulai mengantuk matanya. Penerapan ini dibarengi dengan satu kultur yang kita terapkan di perusahaan,” ungkap Adriasyah.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Adriansyah menuturkan PT Vale Indonesia juga memiliki operational center atau control room yang terpusat dan terintegrasi dalam hal standar keselamatan kerja di area pembangkit listrik. Lalu ada pemantauan gempa secara realtime, penerapan robotic online monitoring berbasis web untuk pemantauan deformasi permukaan dam Karebbe. “Ke depan, kami dari manajemen juga melihat ini sesuatu yang harus kita pantau secara rutin,” tuturnya.
Lebih lanjut, Adriansyah juga menyebut soal impelementasi teknologi pada aspek sustainabililty dalam hal dekarbonisasi yaitu dengan membuat peta jalan. PT Vale Indonesia, kata dia, menargetkan peta jalan zero net carbon emission pada 2050.
"Untuk sampai ke sana (2050) banyak sekali inisiatif-inisiatif yang harus dilakukan yang mungkin teknologinya masih setengah jadi atau seperempat. Jadi, target nomor satu yang kami bisa lakukan adalah kita set yang paling feasible di 2030," bebernya.