RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, turun langsung melakukan monitoring dan evaluasi (monev) Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Sejak Rabu (27/12/2023) lalu, Indah telah menemui ratusan TPK di Kecamatan Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, Malangke Barat, Sabbang, Sabbang Selatan, Bone-Bone, dan Tanalili.
"Penanganan stunting itu sangat kompleks, olehnya itu upaya ini perlu komitmen bersama untuk mewujudkan target nasional prevalensi stunting berada pada 14 persen di 2024,” ucap Indah.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
Indah yang berdialog langsung dengan para TPK di kecamatan mengatakan stunting bukan hanya berbicara mengenai persentase atau target yang ingin dicapai, tetapi tujuan akhirnya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Kalau kualitas sumber daya manusia kita unggul, maka menguntungkan bagi bangsa ini. Sebab, 2045 diharapkan Indonesia dapat menikmati bonus demografi. Inilah tujuan akhir dalam penanganan stunting. Tinggal kita lihat jenis intervensi yang lebih spesifik seperti apa yang bisa kita lakukan di desa masing-masing,” terangnya.
Khusus di Malangke, salah satu kecamatan yang dikunjungi Indah, persentase kasus stunting-nya mencapai 10,62 persen.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan
“10,62 persen ini sudah di bawah prevalensi yang sudah ditargetkan. Saya yakin, ibu dan teman-teman pendamping sudah bekerja keras dan saya terima kasih karena dua tahun bukan waktu yang singkat, yang kita tahu tidak mudah untuk mengurusi anak orang," ucapnya.
Indah berharap TPK bekerja keras lagi dalam mengintervensi penanganan penurunan stunting. Kalau sebelumnya fokusnya kenali, temukan, dan tuntaskan, maka sekarang ditambah dengan pencegahan.
“Dari beberapa kasus dan hasil dialog langsung dengan TPK, tantangan terbesar yaitu pemahaman keluarga. Perlu dilakukan edukasi kepada orang tua atau keluarga yang bertanggung jawab. Dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui agar senantiasa menjaga gizi sehingga bayi lahir dalam keadaan sehat,” tuturnya.